McDonald's Indonesia Gandeng FoodCycle Indonesia dalam Program Food Rescue, dengan Harapan Bisa Meminimalisir Jumlah Limbah Makanan di Indonesia

By Shannon Leonette, Kamis, 24 Februari 2022 | 14:26 WIB
Program Food Rescue merupakan program kerja sama McDonald's Indonesia dan FoodCycle Indonesia. (Dok. Press Release McDonald's Indonesia)

Nakita.id - Moms, sudah berapa banyak limbah makanan yang dihasilkan hari ini?

Di Indonesia, setiap orang bisa menghasilkan limbah makanan lebih dari 300 kilogram setiap harinya.

Menurut hasil riset yang dilakukan lembaga non-profit FoodCycle Indonesia, sejak 2000 hingga 2019, limbah makanan di Indonesia mencapai 23-48 juta ton.

Bahkan, jumlah limbah makanan di Indonesia dalam satu tahun setara dengan makanan yang dapat dikonsumsi 28 juta orang.

Jumlah ini tidak sedikit, dan tentu kita bisa meminimalisir jumlah limbah makanan yang diproduksi tersebut.

Untuk menjawab tantangan tersebut, McDonald’s Indonesia mengambil langkah bijak untuk meminimalisir surplus makanan.

Inisiatif ini diwujudkan dalam sebuah program bernama Food Rescue, dimana McDonald’s Indonesia bekerja sama dengan FoodCycle Indonesia untuk mengelola donasi surplus makanan dari restoran McDonald’s Indonesia, yang nantinya akan dibagikan kepada pihak yang membutuhkan.

Program Food Rescue sendiri merupakan bagian dari program rutin McDonald’s Indonesia “McD Berbagi”.

Sebagai informasi, “McD Berbagi” adalah program rutin untuk menyebarkan semangat berbagi kepada sesama.

Baca Juga: Jadi Sensasi di Bulan Ramadan, McDonald's Hadirkan Cita Rasa Baru

“Kami selalu mengirimkan donasi makanan ke daerah-daerah yang tertimpa bencana, ke komunitas-komunitas yang membutuhkan di sekitar restoran McDonald’s, kepada para petugas pelayanan publik,” kata Sutji Lantyka, Associate Director of Communications McDonald’s Indonesia, dalam acara ‘Press Conference: McDonald’s Berbagi Bersama FoodCycle’ yang diadakan Kamis pagi (24/2/2022).

“Dan sejak pandemi juga, kami rutin mengirimkan makanan untuk para petugas kesehatan dan sukarelawan di rumah sakit-rumah sakit, termasuk rumah sakit darurat. Serta, kepada para pengemudi ojek online,” tambah Sutji.