Nakita.id - Salah satu kondisi kesehatan yang banyak dialami masyarakat Indonesia adalah kolesterol tinggi.
Melansir Very Well Health, kolesterol merupakan lemak lilin (lipid) yang diproduksi oleh hati.
Guna dari lipid tersebut adalah untuk pencernaan makanan dan produksi hormon serta vitamin D tertentu.
Namun, bila kadar kolesterol tertentu tinggi bisa mempengaruhi sirkulasi darah.
Dampaknya, kolesterol tinggi bisa berkontribusi pada timbulnya penyakit jantung.
Secara umum, kadar kolesterol yang sehat adalah di bawah 200 mg/dL.
Bila kadar kolesterol dalam darah 200-239 mg/dL masuk kategori ambang batas tinggi.
Kadar kolesterol dalam darah dikategorikan tinggi bila di atas 240 mg/dL.
Sayangnya, hingga kini banyak orang yang tidak menyadari telah memiliki kadar kolesterol tinggi.
Sebab, kolesterol yang tinggi pada darah tidak memiliki gejala yang jelas.
Jika seorang pengidap kolesterol tinggi memiliki gejala, biasanya gejala tersebut berkaitan dengan konsekuensi dari kolesterol tinggi.
Misalnya, kolesterol tinggi bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Jika tekanan darah tinggi terjadi cukup parah, Moms mungkin mengalami gejala seperti kelelahan, kesulitan bernapas, sakit kepala, masalah penglihatan, detak jantung tidak teratur, dan nyeri dada.
Hanya dalam kasus yang parah pada kolesterol tinggi menyebabkan kondisi kulit yang dikenal dengan xanthoma.
Xanthoma merupakan endapan lilin yang berkembang di bawah kulit.
Terutama di sekitar mata, kelopak mata, tangan, siku, dan lutut.
Pada akhirnya, cara paling tepat untuk mengetahui kadar kolesterol adalah dengan melakukan tes darah.
Meski Moms tidak mengalami gejala yang jelas ketika kadar kolesterol sedang tinggi, Moms perlu mengetahui fakotr risiko dari kolesterol tinggi.
Semakin banyak faktor risiko yang sesuai dengan diri, semakin besar kemungkinan Moms alami kolesterol tinggi.
Beberapa faktor risiko seseorang memiliki kadar kolesterol tinggi diantaranya:
- Gaya hidup tidak aktif atau kurang olahraga
- Diet tinggi lemak jenuh dan lemak trans
- Riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi
- Obesitas
- Merokok
- Memiliki riwayat penyakit diabetes tipe 2
Risiko kolesterol tinggi juga meningkat seiring bertambahnya usia karena perubahan metabolisme. Sehingga lansia perlu pemeriksaan kesehatan lebih sering.