Dan Terjadi Lagi, Ibu di Jember Buang Bayinya ke Sumur karena Stres Sering Dibully dan Dianggap Bukan Wanita Sempurna Gara-gara Tak Bisa Memberikan ASI, Ini Bahayanya Mom Shaming

By Nita Febriani, Minggu, 27 Maret 2022 | 15:15 WIB
Ibu depresi alami mom shaming hingga bang anak kandungnya ke sumur (pixabay.com/Counselling)

Mereka juga belum tentu memahami apa tantangan yang dialami para ibu.

Seorang dokter Richard A. Honaker menyatakan bahwa "mom-shaming" bisa menimbulkan reaksi kimia abnormal dalam otak.

Hasilnya, Moms bisa menjadi tidak percaya diri hingga depresi.

Bagi Moms mengalami mom shaming penting untuk memiliki kemampuan memanajemen emosi dan stres.

Apabila mom-shaming datang dari keluarga atau lingkungan pertemanan, Moms bisa coba merespon dengan tenang serta memilah komentar yang menurut Moms sejalan dan bisa membantu dari sudut pandang yang Moms alami.

Baca Juga: Satu Indonesia Utang Maaf Pada Zikri Daulay, Dituduh Jadi Penyebab Ayu Aulia Coba Bunuh Diri, Ternyata Seperti Ini Hubungan Keduanya yang Tak Serius

Jika mom shaming datang dari orang tak dikenal, maka Moms tidak memiliki kewajiban untuk mendengarkan.

Sementara bila mom shaming yang Moms alami terjadi di dunia maya, maka Moms memegang kendali penuh untuk tidak menggubrisnya.

Komentar apapun yang Moms terima dan sifatnya tidak membangun tak perlu dihiraukan.

Percayalah bahwa apa yang Moms lakukan adalah yang terbaik untuk Si Kecil dan juga diri sendiri. 

Pilihlah lingkungan yang membuat Moms berkembang lebih baik, bukan malah menjadi sedih atau tertekan. 

Libatkan pula suami dalam proses pengasuhan dan sebagai tempat untuk berbagi cerita.

Jika mulai merasa tak sanggup menghadapi mom shaming, Moms bisa mencari bantuan kepada ahlinya seperti psikolog dan lembaga konseling.

Bagaimana dampak mom shaming yang diterima ibu terus-menerus dapat menyebabkan depresi? Cek jawabannya di halaman 3 (*).

Baca Juga: Pantas Menyentuh Hati, Ada Bayi Baru Lahir Sudah Jadi Yatim Piatu karena Kedua Orangtuanya Memilih Bunuh Diri