Menurut dr. Wita Rostania, Sp.A Dokter Spesialis Anak di RS Azra Bogor dalam wawancara bersama Nakita, Selasa (5/4/2022) gejala-gejala yang ada pada anak autisme kerap mirip dengan masalah perkembangan lainnya.
Ciri anak autisme sangat mirip dengan gangguan perkembangan Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau biasa dikenal ADHD.
Maka, seringkali terjadi kesalahan dalam diagnosis.
Apalagi kerap dilakukan oleh para orangtua yang sebenarnya tak memiliki hak untuk mendiagnosa sendiri.
"Ketika seorang anak terdiagnosis autisme seringkali tumpang tindih dengan diagnosis lainnya," ungkap dr. Wita.
Jika salah mendiagnosis tentu saja berbahaya.
Bisa saja nantinya Moms malah memberikan pengobatan atau terapi yang kurang tepat.
Jadi pengobatan yang dilakukan selama ini hanyalah sia-sia.
Baca Juga: Mulai Umur Berapa Anak Bisa Dideteksi Autisme? Ini Jawaban Pasti dari Dokter Spesialis Anak
Dibanding harus telan risiko berbahaya, dr. Wita menyarankan para orangtua untuk segera melakukan konsultasi dengan ahli jika menemukan ciri-ciri autisme pada Si Kecil.
Moms bisa berkonsultasi dengan dokter, psikolog, atau terapis untuk melihat apakah kondisi kesehatan anak mengarah pada autisme atau tidak.
"Ketika menemukan ciri-ciri autisme segera konsultasikan dengan dokter anak," ujarnya.
dr. Wita menghimbau agar para orangtua tidak melakukan diagnosis sendiri.
"Jangan mendiagnosis atau melabeli anak sendiri. Lebih baik mencari pertolongan terlebih dahulu," sambung dr. Wita.
Dengan begitu, jika telah melakukan konsultasi dan ternyata anak menyandang autisme Moms bisa langsung mengintervensi.
Ini dilakukan agar pemulihannya bisa dilakukan dengan cepat dan segera.
Intervensi dimaksudkan untuk membantu anak untuk mengatasi gejala autis yang besar kemungknan membantu menyembuhkannya.
"Ketika telah terdiagnosis, segeralah diintervensi, semakin cepat diintervensi, semakin cepat outcomenya semakin baik," pungkas dr. Wita.