Apakah Sunat Bayi Perempuan Perlu Dilakukan? Ini Penjelasan Menurut Dokter Anak

By Syifa Amalia, Kamis, 19 Mei 2022 | 07:52 WIB
Penjelasan dokter anak mengenai sunat bayi perempuan. (Pexels/Lisa Fotios)

Bahkan sunat pada perempuan tersebut justru tergolong pada bentuk mutilasi genital perempuan atau female genital mutilation (FGM).

dr. Debby Andina Landiasari, Sp. A, dokter spesialis anak di Rumah Sakit JIH Solo

“Nah bahkan untuk badan American Academic of Pediatrics (AAP) ya dokter-dokter anak di Amerika itu juga menyebutkan justru kalau dilakukan sunat itu merupakan suatu bentuk mutilasi ya sesuai FGM.” ujarnya.

Sunat pada bayi perempuan merujuk pada tindakan FGM lantaran tindakan ini dilakukan dengan memotong bagian klitoris pada wanita.

Kenyataannya tidak semua wanita memiliki penutup pada klitoris seperti pada laki-laki, dan bila tindakan ini tetap dilakukan hanya akan melukai bagian tersebut.

“Padahal klitoris itu sendiri kan sebenarnya banyak pembuluh darahnya, banyak sistem sarafnya, seperti itu jadi ditakutkan nanti malah menyebabkan pendarahan” sambung dr. Debby.

Baca Juga: Tak Ada Cara Menghilangkan Benjolan Setelah Sunat, Tapi Gejalanya Bisa Diobati dengan Obat-obatan Ini

Ia melanjutkan bahwa efek jangka panjang dari sunat bayi perempuan dapat berisiko menyebabkan sejumlah gangguan.

Lebih lanjut lagi, dr. Debby menyebutkan bahwa akibat adanya pendarahan tersebut maka dapat berpotensi mengalami infeksi dan mengembangkan gangguan pada saluran kencing.

Sunat pada bayi perempuan sejauh ini belum terbukti memiliki manfaat.

Sebaliknya, lebih banyak justru mendatangkan banyak dampak yang bisa berpengaruh pada kesehatan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

“Karena memang yang pertama itu tadi kan yang pertama belum terbukti bermanfaat ya sedangkan kalau untuk dilakukan sunat itu kan melukai menyebabkan luka pada organ genital perempuannya tanpa adanya indikasi medis,” paparnya.