Seharusnya Sudah Musim Kemarau Tapi Masih Sering Hujan Deras, Apa Penyebabnya?

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Selasa, 24 Mei 2022 | 09:35 WIB
Hujan masih sering terjadi padahal sudah masuk musim kemarau. Apa penyebabnya? (Nakita/ David)

Nakita.id - Akhir-akhir ini, cuaca sedang tidak menentu.

Seharusnya, Mei ini sudah memasuki musim kemarau karena musim kemarau di Indonesia berlangsung pada April-Oktober.

Akan tetapi, bulan ini hujan deras masih sering turun.

Hal ini tentu membingungkan.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Berikut ini penjelasan lengkapnya dari BMKG.

Analisis hujan pada musim kemarau

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin mengatakan, awal musim kemarau di Indonesia cukup variarif.

Beberapa daerah memang sudah memasuki kemarau pada April, tetapi banyak daerah baru masuk kemarau pada Mei dan Juni.

Baca Juga: Selamatkan Nyawa Kalian! BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem pada Selasa 24 Mei 2022, Mana Saja?

"Seperti misal wilayah Jakarta Utara, sebagian Jakarta Barat, Jakarta Timur, Bekasi, dan Tengerang bagian utara itu mengalami awal musim hujan mulai Mei," kata Miming kepada Kompas, Senin (23/5/2022).

"Sedangkan wilayah lainnya di bagian selatan diprediksikan masuk di awal Juni," tambahnya.

Oleh karena itu, ia menyebut beberapa daerah masih mengalami periode peralihan atau pancaroba.

Dalam rincian prediksi yang dikeluarkan BMKG pada Maret 2022, dari total 342 zona musim di Indonesia, sebanyak 29,8 persen diprediksi mengawali musim kemarau pada April.

Zona yang mulai memasuki musim kemarau pada April adalah sebagian kawasan Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa.

Kemudian sebanyak 22,8 persen wilayah akan memasuki kemarau pada Mei 2022 yang meliputi sebagian Bali, Jawa sebagian Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku, dan sebagian Papua.

Sementara itu, sebanyak 23,7 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni 2022.

Wilayah-wilayah tersebut adalah Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Maluku, dan sebagian Papua.

Untuk 23,7 persen wilayah lainnya, awal musim kemarau tersebar pada Januari, Maret, Juli, Agustus, September, Oktober.

Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem Pada Senin 23 Mei 2022, Semuanya Tolong Berlindung! Ini Wilayah yang Bakal Dihantam Hujan Lebat hingga Angin Kencang

Sirkulasi siklonik

Selain itu, Miming mengatakan bahwa hujan yang kerap turun belakangan secara tak langsung.

Hal ini terjadi akibat sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu.

Sirkulasi siklonik inilah yang membentuk daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Bengkulu.

"Daerah konvergensi lainnya memanjang di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, di Bengkulu, di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dari Maluku Utara hingga Papua Barat," jelas dia.

Miming menjelaskan, kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik.

Potensi hujan juga terjadi di sepanjang daerah konvergensi tersebut termasuk wilayah Jawa bagian barat.

Gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO), Kelvin, dan Rosby yang ada di sekitar Sumatera Selatan, Lampung, Jawa bagian barat, Kalimantan.

Selain itu, Maluku juga meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Baca Juga: Wilayah yang Aman Hanya NTT, BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem pada Sabtu 21 Mei 2022 di Indonesia, Mulai Hujan Lebat hingga Angin Kencang Bakal Terjadi

Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "Sudah Masuk Musim Kemarau, Mengapa Masih Kerap Turun Hujan?"