Nakita.id - Moms, apakah Si Kecil mengalami alergi yang sewaktu-waktu bisa kambuh?
Melihat kondisi ini tentunya Moms khawatir apabila gejalanya bisa menghambat aktivitas sehari-hari anak.
Sebelumnya, Moms perlu ketahui dulu apa itu alergi dan macam-macam jenisnya.
Alergi dalam bahasa Yunani terdiri dari kata 'Allos' dan 'Argon'. Allos artinya lain atau berbeda, sedangkan Argon adalah reaksi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa alergi merupakan reaksi tubuh yang lain atau berbeda dan tidak biasa.
Hal ini bisa terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara tidak normal terhadap zat asing.
Alergi ada bermacam-macam jenisnya, diantaranya alergi makanan, alergi kulit, dan lainnya.
Gejalanya pun berbeda-beda, ada yang memengaruhi kulit seperti ruam dan gatal-gatal.
Bisa juga menyerang sistem pernapasan sehingga sering bersin, batuk, pilek, atau sesak napas.
Ada juga yang menyerang pencernaan yang mengakibatkan mual, muntah, dan diare.
dr. Sri Lestari, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak, Konsultan Alergi Imunologi dari RS EMC Pulomas, menjelaskan tahapan alergi mulai dari ringan sampai parah.
"Gejala awalnya tergantung anak tersebut sensitifnya dimana, apakah kulit, hidung, atau pencernaan?" katanya dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Jumat (27/5/2022).
Lebih lanjut dr Sri menjelaskan, pada umumnya anak-anak yang masih bayi sensitif di pencernaan.
"Bayi umumnya cenderung ke alergi makanan, misalnya alergi susu sapi," kata dr Sri.
"Jadi ketika dikasih susu sapi awal gejalanya mulai dari diare lama-lama jadi BAB berdarah," lanjutnya.
Oleh karenanya, bayi yang mengalami alergi susu sapi harus segera diberikan susu alternatif.
"Altenatifnya kita ganti susu sapi dengan susu sapi juga tapi yang proteinnya sudah dipecah-pecah," kata dr Sri.
Sementara itu, pada kasus alergi yang memengaruhi kulit penyebabnya macam-macam.
Bisa karena mengonsumsi makanan tertentu atau kontak langsung dengan zat alergen.
"Awalnya mungkin cuma bentol-bentol saja lama kelamaan sensitivitasnya semakin tinggi dan terjadi syok anafilaksis," kata dr Sri.
Beberapa gejala alergi tersebut awalnya hanya muncul dengan intensitas ringan hingga sedang saja.
Namun, ketika sudah terjadi syok anafilaksis maka bisa dikategorikan berat.
"Semua alergi kalau sudah parah bisa terjadi syok anafilaksis dimana dalam waktu kurang dari 2 jam anak bisa terjadi gangguan kardiovaskular," kata dr Sri.
"Misalnya tekanan darahnya terganggu dan denyut nadinya melemah, bahkan menyebabkan kematian," lanjutnya.
Oleh karena itu dr Sri menyarankan, penting sekali untuk melakukan pencegahan misalnya dengan menghindari zat alergen yang memicu alergi.
Kemudian apabila gejalanya kambuh, pelajari bagaimana pertolongan pertamanya seperti menyiapkan obat-obatan antihistamin.