Diprediksi Kembali Tinggi pada Pertengahan Juli, Inilah Gejala Covid-19 Omicron Varian Baru yang Harus Diwaspadai

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Jumat, 17 Juni 2022 | 12:30 WIB
Gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang sudah masuk di Indonesia (Nakita/Naura)

Nakita.id - Indonesia kembali mengalami peningkatan kasus Covid-19.

Menurut Kementerian Kesehatan, terdapat subvarian Omicron baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi sudah masuk ke Indonesia.

Atas kasus tersebut, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menyampaikan, masyarakat perlu mewaspadai kemungkinan subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5 bisa menghindari perlindungan kekebalan (immune escape) dari infeksi Omicron sebelumnya.

Artinya, seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 varian Omicron, masih bisa terkena Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Dikutip dari European Centre for Disease Prevention and Control, studi awal yang dilakukan di Afrika Selatan dan Portugis menunjukkan, lonjakan Covid-19 karena subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 kemungkinan dipicu kemampuan virus dalam menghindari perlindungan kekebalan dari infeksi sebelumnya, terutama jika jarak infeksi Covid-19 cukup lama.

Berdasarkan data penelitian in vitro tersebut, penyintas Covid-19 subvarian Omicron BA.1 yang belum divaksinasi masih bisa terkena Covid-19 bergejala saat terinfeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Namun, orang yang telah divaksinasi Covid-19 disebut lebih aman atau terlindungi ketika terinfeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, jika dibandingkan orang yang hanya memiliki perlindungan alami karena terkena subvarian Omicron lain tanpa divaksinasi.

Dengan demikian maka masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diminta mengenali berbagai gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang mulai terdeteksi di Bali dan juga Jakarta.

Baca Juga: Obat Batuk untuk Covid Omicron yang Paling Manjur, Dokter Beri Saran Lakukan Ini Jika Hasil Tes Positif, Bisa Bikin Cepat Sembuh

Apalagi, seperti kita tahu bahwa gejala Omicron cenderung lebih ringan ketimbang infeksi virus corona SARS-CoV-2 Delta dan varian pendahulu Omicron lainnya.

“Yang cukup menggembirakan, tapi saya kira jangan terlalu euforia juga, saat ini tidak ada indikasi perubahan tingkat keparahan BA.4 maupun BA.5," jelas dr Erlina Burhan, SpP(K) Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimbunan Dokter Paru Indonesia dalam webinar, Minggu (12/6/2022) mengutip dari Kompas.