Begini Cara Mengukur Tingkat Kesuburan pada Pria Menurut Dokter Obgyn, Simpan Informasi Ini Sekarang juga Ya Dads

By Shannon Leonette, Selasa, 21 Juni 2022 | 18:30 WIB
Cara mengukur tingkat kesuburan pada pria adalah dengan melakukan pemeriksaan analisa sperma (Nakita.id/Alvi)

Nakita.id - Apakah Dads tahu bagaimana cara mengukur tingkat kesuburan pada pria pasca kelahiran anak pertama?

Kelahiran anak pertama tentu menjadi momen yang sangat dinanti-nantikan setiap pasangan.

Sebab, dari kelahiran anak pertama tersebut, baik Dads maupun Moms, artinya sudah siap untuk mengemban amanah sebagai orangtua.

Meski begitu, rasanya memiliki anak pertama saja belum cukup.

Bahkan, beberapa pasangan merasa ingin memiliki anak lagi untuk meramaikan keluarga kecilnya.

Mungkin sebagian besar Dads berpikir ingin cepat-cepat memiliki anak kedua setelah Moms melahirkan anak pertama.

Namun, penting untuk diingat bahwa merencanakan kehamilan kedua juga sama menantangnya dengan kehamilan pertama.

Salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat kesuburan masing-masing pasangan, khususnya Dads.

Pasalnya, tingkat kesuburan inilah yang akan menentukan apakah Dads dan Moms bisa memiliki anak kedua dengan mudah atau tidak.

Baca Juga: Tak Perlu Obat Kuat, Cukup Pakai Daun Kelor dan Berhasil Puaskan Istri di Ranjang, Bonusnya Bisa Menurunkan Berat Badan, Mau Coba?

Tanpa berlama-lama lagi, yuk kita simak penjelasan dari ahlinya terkait cara mengukur tingkat kesuburan pada pria pasca kelahiran anak pertama.

Menurut dr. Hermin Widjaja, Sp.OG, dokter obgyn di Morula IVF Melinda Bandung, cara mengukurnya bisa dilakukan dengan analisa sperma.

"Jadi, ada pemeriksaan untuk kesuburan laki-laki, yaitu dengan analisa sperma," ucap dr. Hermin dalam acara 'Referenata: Keluarga Berencana Bagi Pasangan Muda' pada Senin sore (20/6/2022).

dr. Hermin Widjaja, Sp.OG menjelaskan cara mengukur tingkat kesuburan pada pria dengan analisa sperma

"Kita bisa melihat kualitasnya dari spermanya, dengan analisa," lanjutnya menjelaskan.

dr. Hermin juga menjelaskan, sebelum pemeriksaan tentu ada syarat-syaratnya.

"Misalnya, 2-5 hari harus puasa berhubungan badan. Artinya, tidak melakukan hubungan seksual selama 2-5 hari tersebut," ungkapnya.

Setelah berpuasa, dr. Hermin menyampaikan bahwa akan dilakukan pengeluaran sperma dengan bermasturbasi di tempat yang telah disediakan. Lalu, sperma tersebut akan diperiksakan.

"Nanti bisa terlihat kualitas, jumlah, dan motiliti (pergerakan sperma)," jelas dr. Hermin.

Baca Juga: Tidak Lagi Bungkam, Orang Hebat Ini Bongkar Fakta Soal Apakah Vaksin Covid-19 Memengaruhi Kesuburan Pria

"Kalau jumlahnya sedikit, dia tidak subur, sehingga dia tidak cukup untuk menembus sel telur," ungkap dr. Hermin.

"Apalagi dengan pergerakannya, itu juga terlihat. Pergerakan yang cepat itu tidak ada, tetapi pergerakan yang lambat atau bahkan tidak bergerak sama sekali itu banyak sekali," lanjutnya.

dr. Hermin menyebut, sperma yang subur itu bisa bergerak cepat lebih dari 30%.

Kemudian, jumlah spermanya harus lebih dari 16 juta.

"Dan yang terpenting, morfologi (struktur) sperma. Terdiri dari kepala, leher, ekor. Itu kualitasnya harus bagus," kata dr. Hermin.

dr. Hermin mengungkap bahwa kebanyakan suami memiliki kelainan sperma pada kepalanya.

"Jadi, kalau banyak kelainan kepala di sperma, akan sulit untuk menembus sel telur," terangnya.

"Justru yang terpenting dari sel sperma ada di kepala, karena tugas kepala itu harus menembus sel telur. Kalau tidak bisa menembus sel telur, tidak akan terjadi pembuahan," lanjutnya menerangkan.

Untuk melihat kembali bagaimana cara mengukur tingkat kesuburan pada pria pasca kelahiran anak pertama, cek halaman 2. (*)

Baca Juga: Benarkah Seledri Bermanfaat Bagi Kesuburan Pria? Ini Dia Penjelasan dan Manfaatnya Lainnya