Hari Keluarga Nasional 2022, Momentum untuk Kembali Mengingat Peran Keluarga Hingga Bersama Entaskan Stunting

By Syifa Amalia, Rabu, 29 Juni 2022 | 12:59 WIB
Peringatan Hari Keluarga Nasional 2022 kali ini mengambil tema 'Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting'. (Nakita.id/Alvioni)

Nakita.id – Tepat pada tanggal 29 Juni selalu diperingati sebagai Hari Keluarga Nasional setiap tahunnya.

Hari Keluarga Nasional (Harganas) bukan hanya sekadar peringatan, tetapi sebagai momentum untuk kembali memaknai peran keluarga.

Dengan adanya peringatan ini, tentu diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi keluarga sebagai unit terkecil yang berperan dalam pembangunan karakter bangsa.

Tapi, tahukah Moms, bagaimana awal mulanya mengapa setiap tangga 29 jatuh sebagai hari keluarga nasional?

Gagasan ini pertama kali dimunculkan oleh Prof. Dr. Haryono Suyono Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto.

Dipilihnya tanggal 29 Juni semata-mata bukan tanpa alasan, melainkan memiliki pemaknaan yang banyak.

Dilansir dari Dinas Sosial Kota Pekalongan, hari keluarga nasional tidak terlepas adanya wajib militer yang diberlakukan.

Meskipun pada saat itu, Indonesia telah menyatakan kemerdekaan tidak lantas perjuangan berakhir dan suasana masih belum kondusif pada saat itu.

Kondisi ini memaksa rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan dengan diberlakukannya wajib militer.

Baca Juga: Strategi BKKBN Menurunkan Stunting Salah Satunya Menggencarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi

Banyak pejuang terpisah dengan keluarga masing-masing karena maju ke medan perang ini menjadi salah satu peristiwa yang melahirkannya peringatan Hari Keluarga Nasional.

Pada akhirnya, melalui perjuangan yang gigih pada 22 Juni 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh.

Perang telah berakhir saatnya para pejuang kembali bersua dengan keluarga mereka.

Seminggu kemudian, tepatnya pada 29 Juni 1949, pada akhirnya para pejuang kembali pada keluarga.

Inilah yang kemudian melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional.

Peringatan Hari Keluarga secara nasional telah dicanangkan oleh Presiden Suharto pada 29 Juni 1993 di Provinsi Lampung.

Peringatan hari keluarga merupakan upaya untuk meningkatkan seluruh masyarakat, betapa pentingnya sebuah keluarga.

Harganas dimaknai juga untuk menghidupkan kembali fungsi-fungsi yang ada dalam keluarga.

Keluarga tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan atau fungsi ekonomi, tetapi fungsi lainnya.

Baca Juga: Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi dengan Penurunan Stunting

Momentum Hari Keluarga Nasional harus digunakan sebagai ajang sosialisasi dan optimalisasi fungsi keluarga di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto seperti dikutip di laman Kemendikbud.

"Optimalisasi delapan fungsi keluarga, yakni agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan untuk mewujudkan keluarga yang berketahanan," ujar Deputi Agus.

Selain itu, Agus menerangkan, momentum Harganas menjadi ajang sosialisasi kepada keluarga untuk membantu percepatan penurunan stunting.

Diketahui, pada peringatan Harganas tahun 2022, mengambil tema serupa seperti tahun lalu.

Dikutip dari laman yang digagas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), keluargaindonesia.id bahwa acara puncak Harganas 2022 dengan tema ‘Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting’ diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti SE.,MT mengatakan, Harganas 2022 menjadi ajang konsolidasi dan koordinasi tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Ada empat kegiatan unggulan yang telah diusung BKKBN dalam acara tersebut, yakni Bapak Asuh Anak Stunting, Sepekan Elsimil, Semarak Kampung KB, dan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor (PSA).

Dengan adanya Hari Keluarga Nasional ini, diharapkan menjadi momentum untuk mengajak masyarakat supaya mengentaskan stunting.

Baca Juga: Peran Bidan Menurunkan Stunting Anak Demi Atasi Tingginya Angka Stunting di Indonesia