Efek Samping Overfeeding atau Kelebihan Makan dan Minum Susu pada Bayi! Waspadai Risiko Obesitas dan GERD yang Membahayakan Kesehatannya

By Kintan Nabila, Rabu, 20 Juli 2022 | 08:00 WIB
Efek samping overfeeding pada bayi yang bisa membahayakan kesehatan anak (Nakita.id/Naura)

Nakita.id - Tak sedikit para Moms yang beranggapan anak harus diberi banyak makan dan minum susu supaya gemuk dan sehat.

Padahal, kebiasaan tersebut bisa menyebabkan overfeeding pada bayi.

Kebanyakan makan dan minum susu dapat membuat bayi kekenyangan.

Selain itu, overfeeding juga dikhawatirkan dapat memicu sejumlah masalah kesehatan pada bayi.

dr. Natia Anjarsari Widyati, Sp.A, dokter spesialis anak dari Brawijaya Hospital Antasari menjelaskan efek samping overfeeding.

"Overfeeding bisa menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan, terutama pada anak-anak yang diberi susu formula," katanya dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Rabu (12/7/2022).

Sering kali dr. Natia menemukan beberapa pasiennya yang menanyakan kenapa anaknya tidak chubby atau berpipi tembam.

"Terus pas saya cek di grafik pertumbuhan berat dan tinggi badan, itu normal," katanya.

"Karena, dia membandingkan anaknya dengan anak tetangga yang gemuk," ujar dia.

Baca Juga: Apakah Bayi yang Sendawa Setelah Makan dan Minum Susu Tandanya Overfeeding atau Kekenyangan? Begini Penjelasan Dokter

Hal tersebut membuat dr. Natia memberi pemahaman pada para pasiennya bahwa anak gemuk belum tentu sehat.

"Yang kita lihat adalah kurva pertumbuhan normal bukan yang gizi lebih (hemuk) apalagi obesitas," katanya.

"Kecuali, memang kalau gizinya kurang atau ada tanda-tanda weight faltering (berat badan naiknya lebih flat) itu baru kita khawatir," lanjutnya.

"Kuncinya lihat grafik pertumbuhan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala setiap bulannya," kata dia lagi.

dr. Natia Anjarsari Widyati, Sp.A, dokter spesialis anak dari Brawijaya Hospital Antasari

Selain itu, efek samping overfeeding juga dapat menyebabkan GERD.

"Overfeeding itu kan muntah salah satu gejalanya, kalau muntah enggak cuma susu atau makanan, tapi ada asam lambung," kata dr. Natia.

"Asam lambung akan mengiritasi saluran cerna atas kaya sariawan," lanjutnya.

"Jadi, pada saat menyusu, ia akan kesakitan," ujarnya lagi.

Baca Juga: Apakah Anak yang Sering BAB Tandanya Overfeeding atau Kelebihan Makan dan Minum Susu? Simak Penjelasan dari Dokter Anak

dr. Natia mengatakan, apabila hal ini terus berlanjut, maka berat badan anak tidak optimal dan kurang dari seharusnya.

"Kemudian, bayi yang muntah terlalu banyak hanya menyisakan sedikit susu di lambungnya," katanya.

"Jadi, nutrisi anak kurang dan berat badannya menurun," lanjutnya.

Oleh karena itu, sebaiknya Moms mengetahui kapan bayi lapar dan kenyang.

Pada dasarnya, bayi punya mekanisme lapar dan kenyang secara alami.

Ia akan meminta makan atau minum susu pada saat lapar dan berhenti saat perutnya kenyang misalnya dengan tangisan.

"Mekanisme lapar dan kenyang pada bayi sebetulnya sangat bagus, tapi sayangnya tidak dimiliki oleh semua orang setelah dewasa," kata dr. Natia.

"Mekanisme ini harus kita pertahankan agar ke depannya mereka bisa makan dan minum sesuai kebutuhan," lanjutnya.

"Jadi, anak akan makan disaat lapar dan berhenti setelah kenyang," pungkasnya.

 Baca Juga: Bayi Overfeeding Sampai Kekenyangan Bisa Bahaya! Begini Cara Mencegah Bayi Kekenyangan