Bahaya Timbal Bagi Anak, Sumber Timbal di Barang Sehari-hari di Rumah Bisa Bikin IQ Rendah

By David Togatorop, Kamis, 25 Agustus 2022 | 06:45 WIB
bahaya timbal bagi anak bisa datang dari barang-barang rumah tangga. (Nakita.id/Cynthia)

Nakita.id - Sebagai orangtua tentunya kita ingin yang terbaik bagi anak termasuk kesehatan.

Akan tetapi, sering kita tidak tahu meskipun kita sudah menjaga anak dengan baik, anak bisa terkena paparan bahaya, temasuk bahaya timbal bagi anak kita.

Tanpa disadari, lingkungan kita tak bebas dari timbal. Padahal pengaruhnya buruk terhadap kondisi kesehatan anak bahkan membuat IQ anak rendah

Timbal/timah hitam/plumbum tak hanya ada di udara yang dihirup yang sudah banyak kena polusi, tapi ada juga pada peralatan rumah tangga.

Timbal di peralatan rumah tangga

Antara lain, peralatan makan-minum dari keramik yang terlihat amat mengkilap seakan ada lapisan vernisnya.

Bila setiap hari peralatan itu digunakan untuk makan dan minum, lambat-laun timbal akan larut dan masuk ke dalam tubuh.

Cat rumah, terutama warna terang: oranye dan kuning, juga mengandung timbal, malah sangat tinggi karena berfungsi sebagai pelumas.

Padahal, tak hanya digunakan sebagai cat rumah tapi juga untuk mencat mainan anak, tempat tidur anak, dan lainnya.

Cat yang baik tentu mencantumkan bahan ingredient-nya.

Bila kadarnya kurang 1 persen maka aman untuk mencat ruang interior, furniture, dan mainan anak.

Cat yang aman untuk mainan anak adalah cat nontoksid, tak mengandung zat beracun, termasuk timbal.

Baca Juga: Tanpa Sadar Sering Dilakukan, Makan Buah-buahan Ini secara Bersamaan Ternyata Bisa Beracun dan Bikin Tubuh Jadi Sakit-sakitan, Jangan Lagi Diulangi!

Lainnya yang juga mengandung timbal ialah: pensil dan krayon yang bercat; baterai (meski cuma memegang, tetap saja ada timbal yang menempel di tangan).

Juga pada produk plastik, terutama warna hitam yang sering digunakan sebagai pot tanaman; asap kendaraan yang menggunakan bensin bertimbal; dan air minum yang melalui pipa.

Gejala keracunan timbal

Jika timbal terhirup, akan masuk ke paru-paru dan  menimbulkan penyakit yang berkaitan dengan saluran pernafasan, seperti ISPA.

Anak mudah terkena sakit pernafasan, misal, sering banyak lendir meski tidak flu atau jadi sakit-sakitan.

Memang tak parah, tapi tak kunjung sembuh.

Gejala keracunan timbal pada anak bisa berupa fisik lemah, berat badan turun, cengeng, muntah, sakit kepala, kram usus (kolik), sembelit, tanda-tanda kerusakan ginjal, hingga gerakan yang abnormal.

Gejala awal yang timbul, anak jadi rewel, tak nafsu makan, dan aktivitas bermainnya menurun.

Bahaya timbal

Bila timbal masuk dalam darah, maka darah yang mengalir ke seluruh tubuh penuh dengan sisa-sisa kotoran dan harus dicuci di ginjal sebelum masuk ke jantung untuk dipompa lagi ke seluruh tubuh.

Nah, timbal bisa mengendap di ginjal dan lama-lama akan mengganggu fungsi ginjal.Bila kadar timbalnya tinggi, akan diendapkan pula di pangkal rambut dan di sumsum tulang.

Bahayanya, bila tubuh memerlukan kalsium sangat tinggi dan ternyata tubuh kekurangan kalsium, maka timbal akan menggantikan fungsi kalsium.

Tentunya akan beracun karena tulang mengandung timbal. Akibatnya, bisa terjadi kanker tulang.

Baca Juga: Keguguran saat Hamil 1 Minggu sering Tidak Disadari Wanita, Ini Dia Sejumlah Makanan Pemicu Keguguran

Selain itu, timbal pun akan sampai ke otak lewat aliran darah yang bertugas mensuplai oksigen ke otak.

Keracunan timbal terjadi secara perlahan dan lama-kelamaan dapat mengakibatkan kerusakan otak dengan gejala retardasi mental (kecerdasan menurun), kejang, bahkan sampai koma.

Kadar timbal yang tinggi dapat menurunkan IQ sebesar 2,5 poin.

Untuk lelaki dewasa, timbal bisa memicu tekanan darah tinggi, menurunnya fungsi reproduksi, dan membuat sperma jadi tak aktif.

Pada ibu hamil akan rawan terhadap keguguran. Bayi yang dilahirkan pun memiliki BB rendah. Pada remaja, akan mempengaruhi saraf otaknya.

Ia jadi lebih agresif, mudah marah, dan antisosial.

Penanganan

Keracunan timbal sulit diobati karena timbal merupakan logam berat yang bersifat akumulatif hingga tak dapat dikeluarkan.

Hanya gejala penyakitnya yang bisa diobati. Tapi jika timbal sudah sampai di otak, amat sulit diobati karena sudah terjadi kerusakan permanen.

Upaya yang dapat dilakukan adalah mengurangi bahya timbal dengan menghindari penggunaan produk-produk yang mengandung timbal. Latih anak menggunakan masker, minimal sapu tangan, bila keluar rumah.

Akan lebih baik lagi jika di rumah ditanam pepohonan untuk menyerap debu jalanan yang mengandung timbal agar tak langsung masuk ke rumah.

Pohon harus disiram teratur agar debu yang menumpuk di daun luruh, tak sempat terbang ke dalam rumah terbawa angin. Selain itu, jaga dan perbaiki nutrisi untuk mengimbangi bahaya timbal. Nutrisi bisa membantu mencegah terjadinya penyakit-penyakit dan penurunan IQ. (Sumber: Tabloid Nakita)

Baca Juga: 3 Tanda Alat Masak di Rumah Harus Segera Diganti dengan yang Baru