Tak Hanya Obat, Ternyata Ini 3 Penyebab Utama Gagal Ginjal Akut pada Anak

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Sabtu, 22 Oktober 2022 | 17:45 WIB
3 penyebab gagal ginjal akut selain obat (Nakita.id/Karmita)

Nakita.id - Kasus gagal ginjal akut belakangan sedang menjadi sorotan.

Hingga saat ini, lebih dari 130 anak meninggal dunia setelah terjangkit gagal ginjal akut.

Kementerian Kesehatan juga mencatatkan kasus gagal ginjal utama ini sudah menyerang 241 anak yang tersebar di 22 provinsi.

Hingga saat ini, masih terus dilakukan kajian dan penelitian mengenai kasus gagal ginjal akut ini.

Kasus ini sebenarnya sudah terjadi beberapa waktu belakangan. Akan tetapi mulai memuncak pada Agustus 2022 ini.

Hal ini sempat membuat Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin bingung.

Pasalnya sebelumnya kasus ini risiko meninggalnya kecil.

"Jadi meninggal karena AKI (Acute Kidney Injury) selalu terjadi cuma jumlahnya kecilnya, enggak pernah tinggi. Kita melihat ada lonjakan di Agustus naik sekitar 36 kasus. Sehingga begitu ada kenaikan, kita mulai melakukan penelitian ini penyebabnya apa," beber Budi Gunawan mengutip dari Kompas.

Awalnya, salah satu penyebab terjadinya gagal ginjal akut yaitu karena intoksikasi etilen glikol dari obat sirup, infeksi virus yang ditemukan dalam tubuh pasien, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca-Covid-19.

Karena hal tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik 5 sirup obat batuk/parasetamol yang mengandung cemaran etilen glikol melebihi ambang batas yang sudah ditentukan.

Temuan ini ada usai melakukan sampling terhadap 39 bets dari 26 sirup obat.

Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Meningkat Tajam, Bisakah Disembuhkan?

Namun rupanya penyebab gagal ginjal akut tak hanya karena obat.

Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Zullies Ikawati menegaskan bahwa penyebab gagal ginjal akut pada anak yang terjadi di tanah air masih menjadi sebuah misteri.

Menurutnya, belum bisa dipastikan ada tidaknya keterkaitan antara gagal ginjal akut dengan konsumsi obat berbentuk sirup, terutama yang mengandung parasetamol.

"Ini masih jadi misteri. Kejadian gagal ginjal akut kok baru ada belakangan ini, padahal penggunaan sirup obat parasetamol sudah cukup lama dan aman digunakan," katanya dilansir dari laman UGM yang dilansir dari Kompas.

Memang BPOM mulai mencabut 5 obat sirup yang mengandung cemaran EG dan DEG di atas batas aman.

Akan tetapi, Zullies mengatakan bahwa hal ini masih terus dalam proses penyelidikan.

Ahli terus berupaya untuk memastikan hubungan antara gagal ginjal akut dengan senyawa tersebut dalam kandungan obat.

Ia menjelaskan EG dan DEG merupakan satu cemaran yang bisa dijumpai pada bahan baku pelarut pada obat sirup. Pada obat parasetamol dan banyak obat lainnya yang sukar larut air diperlukan bahan tambahan untuk kelarutan.

Biasanya di Indonesia digunakan propilen glikol atau gliserin. Bahan baku propilen glikol atau gliserin ini dimungkinan mengandung cemaran zat tersebut.

3 Penyebab Gagal Ginjal Akut

Meskipun ada temuan bahwa EG dan DEG jadi pemicu utama gagal ginjal akut, akan tetapi ada faktor lain di baliknya.

Misalnya infeksi tertentu seperti leptospirosis yang salah satunya bisa menyerang ginjal.

Baca Juga: Indikasi Anak Terkena Gagal Ginjal Akut, Ini Tanda-Tanda Awal yang Harus Orangtua Pahami

Selain itu, infeksi bakteri E. coli juga dapat menyebabkan gagal ginjal akut.

Kajian sementara dari Kemenkes menyebutkan bahwa penapisan terhadap virus dan bakteri telah dilakukan, namun belum terbukti kuat sebagai penyebab gagal ginjal akut.

Lantas apa yang harus dilakukan masyarakat?

Zullies mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.

Saat ini masyarakat disarankan sementara waktu mengikuti saran dari lembaga resmi pemerintah, seperti Kemenkes, BPOM, asosiasi dokter dan lainnya untuk menghindari konsumsi obat bentuk sirup hingga diperoleh hasil yang lebih pasti.

Apabila anak-anak mengalami sakit demam, batuk, maupun pilek sebaiknya mengonsumsi obat parasetamol dalam bentuk puyer, kapsul, tablet, suppositoria atau bentuk lainnya.

Untuk mengurangi rasa pahit bisa ditambahkan pemanis yang aman bagi anak.

Tak kalah penting untuk selalu mengonsultasikan efek penggunaan obat sirup dengan dokter maupun apoteker.

"Untuk parasetamol yang sifatnya mengurangi gejala, mungkin penggunaan sirup lebih berisiko ketimbang manfaatnya saat ini, dimana sedang diteliti kemungkinan adanya cemaran bahan yang bisa membahayakan. Untuk itu bisa dicoba dalam bentuk puyer atau bentuk lainnya," paparnya.

Zullies mengimbau untuk sementara menghindari obat berbentuk sirup.

"Mestinya ini diatur dengan bijaksana dengan tetap mempertimbangkan risiko dan manfaat. Memang saat ini risiko terjadinya gagal ginjal akut sepertinya dianggap lebih besar dengan penggunaan sirup sehingga disarankan penghentiannya, tetapi harusnya tidak digebyah uyah (disamaratakan) ya," jelasnya.

Baca Juga: 4 Gejala Khas Gagal Ginjal Akut yang Terjadi pada Anak yang Patut Diwaspadai