Pola Asuh Orang Tua di Jepang yang Bisa Dijadikan Inpsirasi untuk Moms dan Dads di Indonesia

By Syifa Amalia, Kamis, 3 November 2022 | 19:15 WIB
Pola asuh orangtua di Jepang yang dapat ditiru. (Nakita.id/Karmita)

Nakita.idPola asuh orangtua yang diterapkan antar negara satu dengan lainnya dapat berbeda dalam berbagai hal.

Hal yang membedakan pola asuh orangtua setiap negara tersebut dapat dipengaruhi oleh budaya masing-masing.

Begitu juga pola asuh orangtua di Jepang dengan pola asuh orangtua di Indonesia.

Pola asuh yang diterapkan di Jepang cukup berbeda dari sisi tertentu.

Gaya pengasuhan orangtua Jepang memang dapat menjadi panutan bagi orangtua di Indonesia ketika mendidik anak-anak mereka.

Dilansir dari Family Life Share, fokus utama dalam pola asuh orang tua Jepang adalah anak tetap bergantung pada ibu daripada belajar kemandirian dan otonomi di masa kanak-kanak

Dapat dikatakan bahwa hubungan utama untuk anak Jepang adalah dengan ibunya sehingga hal ini dipelihara dengan hati-hati sejak bayi.

Seorang anak Jepang bergantung pada ibunya untuk membuat pilihan mengenai pakaian, pendidikan, nutrisi, aktivitas, dan banyak lagi.

Pola pengasuhan orangtua cenderung tidak mendorong pemikiran mandiri.

Mereka mendorong kemandirian dengan cara lain, seperti berjalan ke sekolah tanpa orang tua.

Faktanya, budaya masyarakat Jepang memastikan bahwa anak-anak dilindungi dan dijaga keamanannya oleh orang dewasa mana pun yang mungkin mereka temui.

Baca Juga: Pola Asuh Otoriter yang Buat Anak Disiplin Tapi Ada juga Dampaknya, Simak di Sini!

Lingkungan aman dan orang tua saling menjaga anak-anak.

Anak-anak berusia lima tahun didorong dan diajarkan untuk menggunakan transportasi umum atau berjalan-jalan tanpa pengawasan orang tua.

Pola Asuh Orang Tua di Jepang yang Bisa Dijadikan Inpsirasi

Berikut ini adalah beberapa pola asuh orangtua di Jepang yang dapat ditiru oleh orang tua di Indonesia.

1. Hubungan ibu dan anak terjalin erat

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa hubungan antara ibu dengan anaknya sangat kuat.

Mereka tidur bersama dan ibu selalu membawa anak-anak mereka bersama mereka.

Ibu-ibu Jepang mengandalkan kedekatan intim yang mereka pelihara dengan anak-anak mereka dalam hal nilai dan moral pembelajaran, dibandingkan dengan mengajar melalui perilaku teladan dan disiplin.

Anak-anak didorong untuk berkomunikasi secara jujur, sering, dan hampir secara eksklusif dengan ibu mereka.

Membuat keputusan mulai dari pakaian apa yang akan dikenakan hingga jalur karier apa yang akan diikuti anak mereka.

2. Memperhatikan emosi

Pola asuh orangtua Jepang juga mengajari mereka untuk menghormati perasaan dan minat mereka.

Ibu Jepang menghormati perasaan anak-anak mereka mereka tidak memaksa atau membuat mereka merasa malu.

Mereka mengajari mereka untuk memahami emosi orang lain dan bahkan benda pada mati.

Baca Juga: Pola Asuh Anak yang Salah dan Menyebabkan Trauma, Jangan Lakukan!

Komponen utama dari pola asuh orang tua Jepang adalah mengajarkan rasa hormat terhadap orang lain dan mempertimbangkan perasaan orang lain sebelum perasaan.

Hal ini dimulai dengan kedekatan hubungan antara anak dengan ibunya.

Di mana anak diharapkan mengadopsi pola pikir yang sama dengan ibunya dalam hal nilai dan pendapat.

3. Menghormati orang yang lebih tua

Menghormati orang yang lebih tua diajarkan kepada anak-anak di Jepang, tanpa memandang status dalam masyarakat.

Anak-anak diajarkan untuk membungkuk di hadapan orang yang lebih tua sebelum meminta bantuan

Sebagai imbalannya, para tetua ini peduli dengan kaum muda dan menawarkan bantuan dan bimbingan, sehingga rasa kebersamaan yang sejati melekat dalam budaya Jepang.

4. Orang tua Jepang menghargai rasa bangga setiap anak

Mereka berhati-hati untuk mengkritik tindakan atau perilaku yang tidak mereka sukai.

Tetapi berhati-hati untuk tidak mengkritik orang tersebut, mengingatkannya akan cinta mereka sesudahnya.

Anak-anak diakui dan dipuji atas usaha mereka bukan karena kemampuan bawaan mereka.

Orang tua Jepang menunjukkan kepercayaan diri kepada anak-anak mereka karena mereka dapat diandalkan.

Bukan karena mereka harus pintar atau berbakat, melainkan hanya karena mereka berusaha keras untuk mencapai hasil.

Baca Juga: Cari Tahu Tentang Pola Asuh Demokratis dan Pentingnya Memahami Emosi Anak