Ini 4 Skill yang Perlu Dikuasai agar Anak Sukses di Masa Depan

By Sheila Respati,ADV PI, Jumat, 4 November 2022 | 11:00 WIB
Untuk sukses di masa depan anak perlu dibimbing dengan metode yang tepat. (Kumon)

3. Keuletan

Keuletan kerap dikenal juga dengan istilah resiliensi. Adapun resiliensi merupakan skill yang sangat terkait dengan dorongan dari dalam diri serta kegigihan.

Si kecil yang memiliki resiliensi tidak mudah menyerah dalam menghadapi persoalan dan kegagalan.Pada kehidupan di masa depan, resiliensi menjadi modal untuk mengelola beban pekerjaan atau persaingan di dunia kerja.

Namun, kemampuan ini juga berguna pada usia sekolah. Si kecil yang resilien tidak mudah menyerah ketika menghadapi kegagalan dalam mata pelajaran tertentu, lebih ulet untuk belajar, dan gigih meraih cita-citanya.

4. Creative thinking dan problem solving

Kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan dapat memecahkan persoalan dengan baik juga penting untuk dikuasai si kecil. Dengan menguasai skill ini, si kecil bisa menganalisis persoalan dari berbagai sisi dan menemukan solusi yang tidak monoton atau kaku.

Untuk melatihnya Moms dan Dads perlu membiarkan si kecil menghadapi kesulitannya sendiri. Sebaiknya, Moms dan Dads tidak cepat-cepat membantu si kecil supaya ia bisa belajar menganalisis dan menemukan solusi atas persoalan yang dihadapi.

Mengembangkan kemampuan akademis sekaligus life skill

Seperti telah disebutkan di atas, keseimbangan antara kemampuan akademis dan life skill penting untuk dimiliki si kecil. Untuk membentuk si kecil yang cemerlang secara akademis dan menguasai life skill yang sudah disebutkan, Moms dan Dads dapat melakukannya dengan menguasai teknik parenting yang sesuai.

Tak hanya itu, Moms dan Dads juga dapat mempercayakan si kecil pada lembaga pendidikan seperti Kumon. Sebagai informasi, Kumon merupakan lembaga pendidikan yang menerapkan metode belajar mandiri memanfaatkan lembar kerja.

Si kecil akan dibantu oleh pembimbing. Meski demikian, pembimbing hanya berperan mengarahkan dan memberi stimulus untuk dapat menguasai pelajaran. Siswa didorong untuk mengulik pelajaran secara mandiri hingga mendapatkan jawaban.

Metode belajar ini diciptakan oleh guru matematika asal Jepang, Toru Kumon pada 1954. Metode belajar ini telah dibuktikan tidak hanya menopang prestasi akademis si kecil, tetapi juga membantu pengembangan penguasaan life skill.