7 Kesalahan dalam Mendidik Anak Laki-laki yang Perlu Dihindari

By Aullia Rachma Puteri, Kamis, 10 November 2022 | 13:00 WIB
Kesalahan dalam mendidik anak laki-laki (Nakita.id/Nita Febriani)

Nakita.id - Apa saja kesalahan dalam mendidik anak laki-laki? Orangtua biasanya sering tidak sadar melakukan kesalahan-kesalahan seperti di bawah ini.

Memiliki anak laki-laki tentu sangat bahagia, tapi sayangnya kebahagiaan ini biasanya diiringi dengan memperlakukan istimewa seorang anak laki-laki.

Padahal hal tersebut tidak boleh dilakukan.

Terlalu menganggap istimewa anak laki-laki akan membuat anak tersebut menjadi semaunya sendiri, bahkan tidak memiliki aturan dalam hidup.

Anak laki-laki sama seperti anak perempuan, harus dididik dengan benar.

Masalahnya masih banyak orangtua di luar sana yang masih melakukan kesalahan dalam mendidik anak laki-laki.

Nakita akan memberikan edukasi mengenai kesalahan tersebut agar tidak diulangi lagi oleh orangtua.

Kesalahan Mendidik Anak Laki-laki

Mengutip dari Fatherly, inilah beberapa kesalahan orangtua dalam mendidik anak laki-laki.

Tak jarang anak laki-laki selalu dianggap spesial oleh Moms ataupun Dads.

Padahal anak laki-laki juga sama seperti anak perempuan, harus dididik dengan baik.

Jangan merasa karena anak laki-laki, semua kesalahannya bisa dimaafkan.

Baca Juga: Jenis-Jenis Pola Asuh dan Dampak yang Ditimbulkan pada Anak

Itulah kesalahan orangtua dalam mendidik anak laki-laki.

Apa saja yang lain?

1. Terlalu banyak batasan

Mendidik anak memang harus menetapkan batasan, tapi tidak boleh terlalu banyak.

Biarkan anak bereksplorasi sendiri dan mengetahui kesalahannya sendiri.

Karena anak laki-laki memiliki sifat akan menentang dan melakukan hal-hal diluar batasnya.

Anak laki-laki justru menjadi nakal dan tidak bisa patuh terhadap orangtua.

Jadi mulai saat mereka masih muda, biarkan mereka menjelajahi dunia fisik mereka sebebas mungkin.

Seiring bertambahnya usia, biarkan mereka mempelajari keterampilan yang pada awalnya mungkin tampak terlalu berisiko.

Tempat yang tepat untuk batasan adalah mengajari mereka bagaimana menilai dan menavigasi risiko dengan bijak.

2. Terlalu meninggikan derajat anak laki-laki

Memang benar anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan, tapi jangan bedakan hal tersebut. Samakan derajatnya.

Misalnya saja, Moms meminta anak perempuan untuk membersihkan rumah seperti menyapu dan mengepel, lakukan hal itu juga pada anak laki-laki.

Baca Juga: Sederet Kesalahan Orangtua dalam Menerapkan Pola Asuh Pada Anak

Jadi bisa dibagi tugas, anak perempuan menyapu dan anak laki-laki mengepel, atau sebaliknya.

Jika tidak dilakukan pembagian tugas seperti itu, anak laki-laki akan berlagak seperti raja yang setiap keinginannya dipenuhi tanpa melakukan suatu hal. Ajarkan juga sopan santun yang sama seperti anak perempuan.

Karena sopan santun tidak hanya untuk anak perempuan.

3. Membuatnya sibuk agar tidak nakal

Orangtua yang memasukan anak laki-lakinya di beberapa ekstrakulikuler biasanya lebih merasa aman karena anaknya dijamin tidak nakal.

Siapa bilang? Terlalu banyak kegiatan juga akan membuat anak lelah atau bosan.

Ketika rasa itu muncul, anak biasanya akan mengganggu teman lainnya, atau menjadi pemalas.

Percayalah, menyibukan anak laki-laki tidak menjauhkannya dari masalah. Sewajarnya saja, atau lebih baik orangtua mengikuti keinginan anak.

4. Tidak memberikan pendidikan seks

Siapa bilang pendidikan seks hanya untuk anak perempuan? Anak laki-laki juga perlu.

Mungkin orangtua tidak khawatir karena anak laki-laki tidak akan mengalami 'kecelakaan' seperti hamil di luar nikah, tapi anak laki-laki yang bisa menghamili perempuan di luar sana.

Selain itu anak laki-laki juga bisa mengalami pelecehan seksual.

Makanya pendidikan seks sangat penting diajarkan sejak dini. Mulai lah mengajari pendidikan seks sesuai dengan usia mereka.

5. Terlalu Hiper-Kritis terhadap kesalahan anak

Baca Juga: Membedakan Pola Asuh Anak dan Remaja yang Harus Diketahui Orang Tua

Sangat mudah untuk berasumsi bahwa pengawasan yang ketat mendorong kesuksesan dan membuat anak-anak menjadi lebih baik.

Tetapi, anak-anak yang dibesarkan dengan cara ini didorong menuju kesempurnaan dalam segala hal mulai dari penampilan, kesukaan, olahraga, kecerdasan, atau apa saja.

Ketika kesalahan terjadi, mereka tidak berharga sebagai manusia dan mulai menjadi sangat marah.

Sehingga dalam beberapa kasus mereka akan melukai diri sendiri.

6. Menggunakan ancaman

Jangan pernah menyiratkan bahwa ada kemungkinan Moms menggunakan ancaman karena tindakan mereka di luar kendali.

Ini karena beberapa orang tua melakukannya untuk membuat anak-anak mereka mencapai kepatuhan.

Secara jangka pendek memang memberi keuntungan bagi orang juga karena anak dapat patuh.

Di sisi lain, secara jangka panjang, anak itu juga tidak peduli.

7. Melakukan segalanya untuknya

Jarang disadari, Moms terlalu banyak membantu anak lelakinya dengan pekerjaan rumah, mencuci pakaian, dan hal-hal rumah tangga lainnya seperti mengambil barang-barang mereka di sekitar rumah.

Masalahnya, mereka harus belajar mengurus diri sendiri suatu hari nanti.

Jadi lebih baik itu terjadi saat mereka masih di rumah agar kita bisa membimbing mereka.

Baca Juga: Contoh Penerapan Pola Asuh Permisif pada Anak yang Kerap Dilakukan Orangtua