Pentingnya Deteksi Dini dan Skrining Kesehatan Cegah Penyakit TBC

By Syifa Amalia, Jumat, 18 November 2022 | 18:45 WIB
Skrining penyakit TBC untuk mencegah penularan penyakit dan mendeteksi sejak dini. (Nakita/Naura)

Nakita.id - Mengingat bahaya yang ditimbulkan, ketahui pentingnya deteksi dini dan screening kesehatan cegah penyakit TBC.

Penyakit TBC termasuk penyakit yang paling menjadi perhatian di banyak negara termasuk di Indonesia.

Termasuk salah satu penyakit yang menular, inilah yang membuat orang-orang perlu waspada terhadap kehadiran penyakit TBC.

Cara yang tepat untuk memutus penyebaran penyakit TBC adalah melakukan deteksi dini atau skrining kesehatan dan memberikan pengobatan sampai tuntas.

Dengan begitu, penyebaran penyakit bisa ditekan sehingga tidak lagi menularkan ke lebih banyak orang lagi.

Dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, penyakit tuberkolosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina.

Dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

Oleh karena itu, untuk menghentikan penyebaran dilakukan skrining.

Dari seluruh kasus tersebut masih banyak orang yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan.

Daerah yang dapat menjadi sumber penularan adalah daerah yang padat, kumuh dan daerah dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang kurang.

Untuk mengurangi penularan maka cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan skrining kesehatan.

Baca Juga: Meningkat Kembali, Ketahui Penyebab dan Gejala Penyakit TBC, Catat!

Skrining Kesehatan Cegah Penyakit TBC

Skrining kesehatan TBC dilakukan untuk memeriksa apakah seseorang telah terinfeksi TBC.

Penyakit TBC adalah infeksi bakteri serius yang terutama menyerang paru-paru.

Namun bisa juga mempengaruhi bagian lain dari tubuh, termasuk otak, tulang belakang, dan ginjal. Infeksi ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui batuk atau bersin.

Tidak semua orang yang terkena TBC menunjukan gejala. Mereka yang terinfeksi namun tidak merasa sakit dapat menyebarkan penyaki ke orang lain yang disebut dengan TB laten.

Banyak orang dengan TB laten tidak akan pernah merasakan gejala penyakit apa pun.

Tetapi bagi orang lain, terutama mereka yang memiliki atau mengembangkan sistem kekebalan tubuh yang lemah, TB laten dapat berubah menjadi infeksi yang jauh lebih berbahaya yang disebut TB aktif.

Skrining TB digunakan untuk mencari infeksi TB pada sampel kulit atau darah. Skrining dapat menunjukkan apakah seseorang telah terinfeksi TB.

Tapi tidak dapat menunjukkan apakah TB laten atau aktif.

Moms mungkin memerlukan skrining TBC jika memiliki gejala infeksi TBC aktif atau memiliki faktor tertentu yang memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

Gejala infeksi TBC aktif meliputi:

- Batuk yang berlangsung selama tiga minggu atau lebih

Baca Juga: Begini Cara Penularan Penyakit TBC, Hati-Hati Tetap Waspada!

- Batuk darah

- Sakit dada

- Demam

- Mudah lelah

- Keringat malam

- Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas

Adapun jenis-jenis skrining yang digunakan untuk mendeteksi penyakit TBC antara lain :

1. Tes Mantaux

Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan sedikit cairan disebut tuberkulin ke dalam kulit di bagian bawah lengan.

Pasien harus kembali dalam waktu 48 hingga 72 jam agar petugas kesehatan dapat melihat reaksi pada lengan apakah bengkak atau tidak.

2. Rontgen Dada

Pemeriksaan rontgen dada dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat tanda-tanda yang mengarah pada infeksi bakteri tuberkulosis.

3. Tes Dahak

Untuk mendeteksi penyakit TBC, sampel yang digunakan berikutnya adalah dahak. Sampel tersebut nantinya akan diperiksa di laboratorium untuk melihat apakah terdapat jenis bakteri pada dahak pasien.

Baca Juga: Selama Ini Sering Jadi Tanda Tanya Besar, Apakah TBC Penyakit Turunan Keluarga atau Bukan?