Ayah Berperan Sama untuk Menghentikan Kebiasaan 'Merengek' ketika Anak Menginginkan Sesuatu

By Nita Febriani, Jumat, 25 November 2022 | 16:15 WIB
#BerperanSama Menghentikan kebiasaan merengek pada anak ()

Nakita.id - Anak-anak cenderung mengungkapkan perasaan sedih, kesal, marah, dan berbagai emosi negatif lainnya dengan menangis.

Dan sering kali ketika anak menginginkan sesuatu yang tak bisa ia dapatkan, maka ia akan merengek dan menangis.

Sedikit banyak, kebiasaan merengek ini ternyata karena kebiasaan yang diterapkan Moms dan Dads.

Namanya anak-anak, mereka selalu ingin diprioritaskan dan mendapatkan perhatian serta kasih sayang penuh dari Moms dan Dads.

Sehingga, bila mereka tidak mendapatkannya, ada saja cara menjengkelkan yang dilakukan agar bisa menarik perhatian.

Salah satu contoh perilaku buruk anak adalah meminta dengan cara merengek.

Ketika anak sedang ingin meminta sesuatu dan kita tidak dapat memenuhinya, ia akan bergegas meletakkan tubuhnya ke lantai, menangis sejadinya.

Tapi jika kita tetap berdiam diri dan tegas untuk melatihnya disiplin, anak akan menjadi lebih gigih dalam meminta sesuatu.

Diperlukan adanya negosiasi, sikap menenangkan diri, dan melatih perilaku positif anak lebih intens.

Di sini lah Ayah perlu #BerperanSama untuk menghadapi situasi ini bersama Moms.

Inilah yang mungkin bisa para Ayah pelajari, dan juga beberapa trik menghentikan kebiasaan merengek pada anak.

Baca Juga: Tak Cukup dengan Memberi Contoh, Moms dan Dads Perlu Lakukan Ini Jika Ingin Berperan Sama Mengajarkan Anak Mengakui Kesalahan

1. Pikirkan matang-matang sebelum berbicara

Sering kali naluri Ayah adalah tanpa berpikir untuk mengatakan tidak.

Sebaiknya setelah mempertimbangkan lebih lanjut, saat anak meminta sesuatu, tarik nafas dan pikirkan beberapa saat sebelum kita hendak mengatakan "tidak".

2. Tidak berarti tidak

Siapkan diri untuk risiko terburuk ketika kita berniat menolak permintaan anak.

Akhirnya sampai ketika ia akan sadar bahwa orang tuanya bergeming dan memutuskan untuk tidak menyia-nyiakan waktunya.

Jangan khawatir jika anak beralih ke metode negosiasi alternatif, seperti menahan nafas, atau mencorat-coret di wajah.

Ayah tetap harus tegas dengan keputusan ketika berkata tidak, maka artinya benar-benar tidak.

3. Bawalah ke tingkat anak

Terkadang Ayah perlu mengalah dan menghabiskan beberapa detik untuk memberikan anak penjelasan sederhana tentang arti kata "tidak".

Ayah bisa melakukan pembicaraan serius dengan anak, lalu coba katakan, misalnya, "Ayah tidak bisa pergi ke taman air hari ini karena Ayah harus bekerja."

Baca Juga: Buat Si Kecil Lebih Bertanggung Jawab dan Penuh Empati, Berikut Cara Berperan Sama Mengajarkan Anak Meminta Maaf

4. Tetapkan konsekuensi yang realistis

Biasakan anak untuk selalu menaati aturan, seperti mengatakan kepadanya jika ia memohon satu kali lagi, maka akan ada konsekuensinya.

Misalnya, Ayah akan benar-benar meninggalkan anak di kebun binatang karena anak tak berhenti merengek untuk meminta sesuatu.

Meskipun kita mengira ini adalah ancaman utama dan ingin mendapatkan perhatiannya, ia akan tahu bahwa Ayah tidak akan setega itu padanya.

Intinya, meskipun anak sering melakukan hal-hal yang menjengkelkan, pada dasarnya ia hanya mencoba untuk mencari tahu di mana batas-batas orang tuanya berada.

Anak mungkin akan sedikit memaksakan kehendak, tetapi jika Ayah tetap teguh pada pendirian, maka anak akan menyerah juga.

Jadi tetaplah bersikap tenang dan tetap kuat. Teruslah #BerperanSama bersama Moms untuk mewujudkan pola asuh terbaik untuk anak.

Baca Juga: Ayah Berperan Sama Hindari Kesalahan Ini Supaya Si Kecil Tidak Jadi Anak Manja