Begini Cara Menyikapi Pubertas Anak Berkebutuhan Khusus Autisme

By Aullia Rachma Puteri, Jumat, 16 Desember 2022 | 15:42 WIB
Cara menyikapi pubertas anak autis dan berkebutuhan khusus (Pixabay)

Nakita.id - Begini cara menyikapi pubertas pada anak autisme.

Moms harus sabar karena penanganannya berbeda dengan anak normal lainnya.

Tapi Moms tetap bisa kok mengatasinya dengan memberikan pengertian.

Autisme adalah gangguan perkembangan sistem saraf sejak anak berusia dini dan bertahan sampai dewasa.

Individu dengan autisme biasanya menunjukkan ciri-ciri seperti tidak ada kontak mata, hingga gangguan dalam komunikasi sosial.

Pada beberapa kasus, autisme juga sudah dapat terdiagnosa sejak usia 1 tahun, namun cenderung jarang terjadi.

Pada beberapa kasus yang cenderung ringan, diagnosa autisme bisa saja baru terdeteksi setelah individu tersebut dewasa.

Hal ini biasanya terlihat dari kurangnya kemampuan individu dalam menjalin relasi sosial yang semakin kompleks, saat dewasa, yang cenderung tidak mengganggu sebelumnya.

Bagi individu dengan autisme, memahami perasaan dan pikiran orang lain bukan hal yang mudah dilakukan.

Individu dengan autisme sulit untuk membagikan ekspresi mereka kepada orang lain ataupun memahami ekspresi dari orang lain.

Hal tersebut menyebabkan, timbulnya kesulitan pada individu dengan autisme untuk menjalin pertemanan.

Baca Juga: Tanda Pubertas Anak Laki-laki Tumbuh Jakun, Biasanya Terjadi di Usia Berapa?

Individu dengan autisme juga cenderung memiliki ketertarikan dengan satu objek dan mereka bisa fokus terhadap objek tersebut selama berjam-jam.

Dan mungkin suatu suara, sentuhan atau bau yang biasanya tampak normal bagi orang lain, dapat membuat individu dengan autisme sangat tidak nyaman.

Dengan mengetahui tanda dan ciri-ciri individu dengan autisme sedini mungkin, kita perlu melakukan tindakan atau intervensi sedini mungkin, tentunya dengan bantuan para ahli.

Bagi orangtua, perlu memberi pengetahuan sosial moral dan seksualitas sedini mungkin.

Karena meskipun perilaku mereka cenderung kekanak-kanakan, atau kemampuan komunikasi mereka belum berkembang sesuai usia, tubuh mereka akan berkembang sesuai dengan usia kronologis/usia kalender mereka.

Sebagai contoh, apabila kita melihat perilaku dan pemahaman anak sepertinya setara dengan usia mental anak 7 tahun, namun secara fisik ia akan tetap menunjukkan tanda-tanda pubertas seperti menstruasi, mimpi basah, hingga adanya kecenderungan untuk mencari kenikmatan secara seksual di usia remaja yaitu 10-12 tahun.

Artinya sering kali perubahan-perubahan hormonal ini terjadi, tanpa diikuti pengetahuan mengenai apa yang benar dan salah pada anak.

Cara Menyikapi Pubertas Anak Berkebutuhan Khusus Autisme

Saat masa pubertas anak autis dan anak normal lainnya memang berbeda, tapi Moms sebagai orangtua tetap bisa mengatasinya.

Coba 3 hal ini ketika anak autis mulai menunjukan tanda pubertas.

1. Mengajarkan Kemandirian Dasar Sedini Mungkin

Ajarkan anak sejak dini untuk dapat mandi, BAB, BAK sendiri di kamar mandi.

Saat anak masih dibantu oleh pengasuh di usia remaja, hal tersebut menjadi rentan untuk anak menjadi korban, maupun pelaku pelecehan.

Baca Juga: Secara Ilmiah Lebih Dulu Mana, Pubertas Anak Laki-laki atau Perempuan?

Saat mengajarkan, secara bertahap, latih anak untuk dapat berpakaian di dalam kamar mandi, sehingga ia terbiasa saat remaja, untuk sudah berpakaian saat keluar dari kamar mandi.

2. Pengenalan Anggota Tubuh

Sejak dini ajarkan anak mengenai bagian tubuh pribadi, yang tidak boleh disentuh, dilihat, ataupun dibuka oleh orang lain, kecuali orang-orang tertentu (misal, ibu dan dokter).

Hal ini dapat menjadi bekal anak untuk melindungi dirinya dari pelaku pelecehan. Jangan lupa untuk menggunakan istilah yang tepat seperti penis dan vagina, agar tidak membingungkan.

Saat menjelaskan, gunakan bahasa yang santai dan tidak kaku.

3. Pengenalan Lingkaran Sosial

Lingkaran sosial mengajarkan anak mengenai siapa saja yang ada di lingkungan sekitarnya, mulai dari dirinya, keluarga inti, keluarga besar, teman, tetangga, hingga kerabat jauh.

Dengan lingkaran ini kita dapat mengajarkan pada sang anak apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, tata cara berperilaku dengan anggota dari masing-masing lingkaran.

Misalkan, dengan keluarga besar tidak boleh pangku, peluk, cium apalagi membuka pakaian, dengan teman di sekolah boleh bersalaman, bermain bersama namun tidak boleh peluk dan cium, dan lain sebagainya.

Nah itu dia Moms cara menyikapi pubertas pada anak autis atau berkebutuhan khusus.

Yang harus diperhatikan adalah paparan sang anak terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan rangsangan, serta menerapkan aturan tegas.

Orangtua bisa mengendalikan hal tersebut kok.

Bicara dari hati ke hati antara orangtua dan anak berkebutuhan khusus juga bisa dilakukan.

Baca Juga: Simak Tahapan Pubertas Anak Laki-Laki dan Peran Ibu dalam Menyikapi