Cara Tepat Menghadapi Anak dengan Kepribadian yang Sangat Sensitif, Ikuti Tipsnya Moms!

By Syifa Amalia, Selasa, 20 Desember 2022 | 07:13 WIB
Tips yang bisa dilakukan untuk menghadapi anak yang sensitif. (Nakita.id/Nita)

Nakita.id - Dalam mengasuh anak yang sensitif membutuhkan perhatian dan cara yang bijak untuk menyikapinya.

Anak yang sangat sensitif mungkin lebih reaktif terhadap lingkungannya.

Sebagian besar anak yang usia prasekolah sensitif dan cenderung menangis di beberapa waktu tertentu.

Namun ada saatnya, Moms menyadari bahwa anak terlalu sering dan selalu menangis, terutama jika dibandingkan dengan anak lain seusianya.

Namun, hal ini bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Menjadi seorang yang sensitif bukanlah sesuatu yang buruk.

Para ahli berpendapat bahwa anak-anak yang sangat sensitif cenderung lebih penyayang, lembut, dan kreatif.

Dilansir dari Times Now News, orang yang sangat sensitif, memiliki sifat kepribadian yang dikenal sebagai sensitivitas pemrosesan sensorik (SPS), kedua istilah ini diciptakan oleh psikolog Elaine Aron.

Menurut Dr. Aron, orang-orang ini cenderung memproses rangsangan eksternal dan internal lebih dalam daripada populasi umum.

Mereka membutuhkan cinta dan dukungan orangtua untuk tetap menghargai mereka apa adanya.

Berikut ini adalah beberapa tips dalam mengasuh anak yang memiliki kepribadian sensitif.

Tips Mengasuh Anak yang Sensitif

1. Akui perasaan mereka

Anak memiliki rentang emosi yang tinggi, dan Moms harus mendengarkan sebagai orang tua. Pahami perasaan anak.

Baca Juga: 6 Ungkapan yang Tidak Boleh Diucapkan kepada Anak Saat Mereka Menangis

Ini adalah salah satu langkah pertama yang perlu diambil ketika ingin menerapkan pendekatan pengasuhan yang tepat terhadap anak yang sangat sensitif.

Biarkan anak tahu bahwa orangtuanya memahami apa yang mereka rasakan.

2. Jangan mencoba mengubahnya

Bagi orang lain, menjadi sangat sensitif mungkin bukan hal yang hebat, tetapi bagi itu adalah cara hidup.

Sebagai orang tua, Moms khawatir bahwa menjadi sangat sensitif dapat menyakiti anak hampir sepanjang waktu.

Namun juga perlu menyadari bahwa sifat ini bukanlah sesuatu yang bisa dihapus begitu saja oleh anak.

Jika mencoba dan memaksa anak untuk berubah, itu hanya akan membuat mereka menarik diri ke dalam dunia sekitar.

Mereka akan mengira orangtuanya tidak menyetujui perilaku mereka, dan itu akan membuat mereka merasa lebih bersalah dan pendiam.

3. Bimbing mereka secara perlahan

Beri tahu anak bahwa mencintai mereka apa pun yang terjadi. Gunakan kata-kata dan tindakan untuk menunjukkan kepada anak bahwa Moms mencintai mereka apa adanya.

Anak terkadang merasa mereka berbeda dari yang lain, dan itu bisa menjadi pemikiran yang menyedihkan bagi mereka.

Anak yang sangat sensitif mungkin merasa sangat sulit untuk membuat pilihan tertentu maupun ingin menghindari situasi sulit tertentu.

Selain itu, mereka bisa saja tidak ingin berinteraksi dalam pertemuan sosial dan sangat pemalu.

Baca Juga: Mendidik Anak Menjadi Orang Baik: Orangtua Tak Boleh Ucapkan Kalimat Ini Pada Si Kecil

Bantu mereka menghadapi situasi sosial ini dengan membimbing mereka dalam interaksi mereka dengan orang lain.

Jika merasa tidak mampu meyakinkan mereka, jangan menghukum mereka. Bicaralah dengan mereka dan diskusikan kekhawatiran sebagai orangtua.

Anak yang sangat sensitif akan memahami logika jauh lebih baik daripada anak-anak lain seusianya.

Ceritakan kepada mereka semua alasan yang Moms miliki untuk meminta mereka mengikuti saran.

4. Ajari anak cara mengelola krisis

Anak yang sangat sensitif mungkin sering tidak mampu menghadapi situasi sosial.

Meskipun Moms selalu berada di sisi anak, ada kalanya mereka harus mengaturnya sendiri. Bisa di sekolah, di kelas atau di rumah teman atau kerabat.

Ajari anak cara-cara untuk menenangkan dan mengendalikan kecemasannya.

Mengulangi 'tidak apa-apa, saya bisa menangani ini' atau 'ini akan segera berakhir' dan 'Saya bisa melakukannya' dapat membantu mereka merasa lebih baik. Ajari mereka untuk mengucapkan kata-kata ajaib ini dengan lembut.

Afirmasi positif yang diulang setiap hari dan selama masa stres dapat membantu anak menghadapi situasi dengan lebih baik.

Juga, ajari anak beberapa latihan pernapasan dalam yang sederhana.

Ini akan membantu anak selama serangan panik mendadak atau episode kecemasan, saat Moms mungkin tidak ada untuk membantu mereka.

Baca Juga: 5 Cara Menerapkan Teknik Gentle Parenting untuk Membantu Anak Disiplin Tanpa Harus Dikerasi