Mengetahui Berbagai Mitos dan Fakta Tentang KB Bikin Gemuk

By Syifa Amalia, Jumat, 30 Desember 2022 | 07:00 WIB
Penjelasan seputar mitos dan fakta KB dapat membuat gemuk. (Dok. Nakita)

Nakita.id – Moms pasti sudah sangat sering mendengar bahwa KB dapat membuat gemuk.

Anggapan KB bikin gemuk membuat sebagian wanita menjadi memikirkan ulang alat kontrasepsi mana yang akan dipilih.

Kendati demikian, apakah benar faktanya seperti itu ya?

Supaya keliru lagi, penting untuk tahu berbagai mitos dan fakta tentang KB bikin gemuk.

Mitos dan Fakta Tentang KB Bikin Gemuk

Adanya anggapan KB tertentu dapat membuat gemuk, banyak wanita yang bingung dalam memilih penggunaan KB yang cocok.

Mitos seputar KB bikin gemuk menjadi hal yang jadi pertimbangan sebelum menggunakan alat kontrasepsi.

Alat kontrasepsi sendiri ada banyak sekali jenis-jenisnya yang terbagi dalam kategori hormonal dan non hormonal.

Alat kontrasepsi hormonal diantaranya pil KB, implan, suntik KB.

Namun banyak wanita yang enggan untuk memilih KB hormonal karena dianggap dapat membuat tubuh gemuk.

KB hormonal adalah jenis alat kontrasepsi yang mengandung kombinasi hormon buatan seperti progestron dan estrogen.

Selain itu, ada juga KB hormonal yang hanya memiliki satu hormon saja yaitu progesteron.

Baca Juga: Jenis KB yang Aman untuk Wanita Usia 40 Tahun ke Atas, Simak Rekomendasinya!

Di sisi lain KB hormonal seperti pil KB banyak dipercaya menjadi penyebab dari kenaikan berat badan.

Dilansir dari Health, beberapa penelitian menunjukkan mungkin ada hubungan antara pil KB dan penambahan berat badan pada beberapa pengguna.

Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2020 menemukan bahwa pil kombinasi dikaitkan dengan peningkatan lemak tubuh dan penurunan massa tubuh tanpa lemak di antara orang-orang yang mencoba menurunkan berat badan.

Namun, penelitian lain menemukan tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara KB hormonal dan penambahan berat badan, baik pada wanita dengan atau tanpa obesitas.

Bahkan dengan hasil penelitian yang beragam, kenaikan berat badan apa pun saat minum pil biasanya jumlahnya rendah.

Tetapi tidak diketahui secara jelas apakah pil atau faktor lain yang menyebabkan kenaikan berat badan.

Selain itu, perubahan berat badan dapat bervariasi di berbagai merek pil, yang memiliki dosis hormon berbeda.

Untuk pil kombinasi, beberapa penelitian melaporkan kenaikan berat badan pada beberapa pengguna.

Sementara yang lain melaporkan penurunan berat badan atau tidak ada perubahan berat sama sekali.

Para ahli percaya beberapa faktor dapat menyebabkan penambahan berat badan pada KB hormonal :

1. Usia

Banyak orang mulai menggunakan KB hormonal selama masa remaja atau dewasa muda.

Baca Juga: Jenis-jenis KB yang Bisa Digunakan Beserta Kelebihan dan Kekurangan

Ini adalah ketika sejumlah kenaikan berat badan khas seiring bertambahnya usia dan tubuh berkembang.

2. Stres

Stres berlebih dapat meningkatkan peluang untuk menambah berat badan. Bagi orang yang memulai pil KB saat remaja atau dewasa muda, dapat menyebabkan kenaikan berat badan terkait stres.

3. Efek Hormonal pada Nafsu Makan

Mengonsumsi progestin dapat memengaruhi nafsu makan.

Peningkatan kadar progesteron dapat memicu episode makan berlebihan secara emosional.

Serta mungkin lebih cenderung mengonsumsi makanan yang dikemas dengan karbohidrat, garam, dan lemak.

4. Lebih Banyak Air dalam Tubuh

Beberapa pengguna KB juga melihat efek samping dari retensi cairan selama beberapa bulan pertama minum pil, yang dapat menambah beberapa kilogram.

Meskipun mungkin ada efek samping terkait hormonal yang terkait dengan berat badan, kontrasepsi oral telah berubah selama bertahun-tahun.

Ketika pil pertama kali diperkenalkan pada 1950-an, pil itu mengandung dosis estrogen dan progestin yang jauh lebih tinggi.

Saat ini, pil tersebut hanya mengandung sebagian kecil dari dosis hormon aslinya, sehingga kecil kemungkinannya menyebabkan efek samping yang serius.

Meskipun pada beberapa wanita mungkin dapat mengalami kenaikan berat badan, hal ini biasanya hanya bersifat sementara.

Biasanya berat badan akan kembali normal setelah 2-3 bulan pemakaian.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Pil KB Menyusui yang Aman Digunakan Tanpa Ada Efek Jangka Panjang