Begini Caranya Membuat Kembali Buku KIA atau Kesehatan Ibu dan Anak yang Hilang

By Amallia Putri, Jumat, 6 Januari 2023 | 13:57 WIB
Apabila buku KIA hilang, harus apa? (Nakita/Kirana)

Nakita.id - Yuk, Moms ketahui bagaimana solusinya apabila buku KIA atau buku Kesehatan Ibu dan Anak hilang.

Tentu saja buku KIA memiliki peranan yang penting sejak Moms hamil hingga fase pertumbuhan si Kecil.

Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang bersampul warna merah muda berisikan informasi lengkap mengenai imunisasi anak dan memantau pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.

Tak hanya itu saja, catatan grafik perkembangan anak yang diukur berdasarkan umur, berat badan, dan jenis kelamin.

Dari data inilah nantinya bisa diketahui status gizi anak.

Tapi, bagaimana jika buku tersebut hilang? Tentu berbagai macam data juga akan ikut hilang.

Solusi Membuat Kembali Buku KIA yang Hilang

Apabila buku KIA hilang, Moms dan Dads bisa menghubungi fasilitas kesehatan terkait jika mereka memiliki rekam medis yang baik.

Fasilitas kesehatan yang selama ini dikunjungi oleh Moms memiliki catatan atau rekam medis anak sebelumnya bisa dijadikan informasi.

Nantinya, dokter juga akan bertanya pada Moms soal riwayat kesehatan selama ini.

Apabila diperlukan beberapa pemeriksaan akan kembali dilakukan untuk melengkapi data di dalam buku KIA.

Setelah itu, Moms bisa memiliki buku bersampul merah muda tersebut kembali.

Baca Juga: Cara Mengisi Buku KIA, Bantu Pantau Kondisi Kesehatan Selama Hamil, Melahirkan Pada Ibu dan Juga Anak Sampai Usia 6 Tahun

Mengurus buku KIA yang hilang memakan tenaga dan waktu yang cukup banyak.

Oleh karena itu, Moms dan Dads wajib pastikan bahwa buku KIA tersimpan dengan baik.

Apabila ingin berjaga- jaga, Moms dan Dads bisa mencatat kembali atau menangkap gambar tiap data yang sudah tertulis di buku KIA.

Dengan begitu, Moms tinggal mengisi kembali ke buku KIA yang baru.

Manfaat Buku KIA

Dengan mencatat melalui buku ini, Moms bisa memantau perkembangan janin, serta melihat kemungkinan jika terjadinya cacat lahir pada bayi.

Nantinya buku KIA akan selalu Moms bawa selama kontrol kandungan setiap bulan atau saat pemeriksaan pada dokter atau bidan.

Setiap informasi kesehatan ibu dan anak akan tercatat lengkap di dalam buku ini.

Selama konsultasi kehamilan, Moms wajib membawa buku ini sampai persalinan nanti tiba.

Bahkan setelah persalinan juga Moms wajib membawa buku ini saat akan kontrol kesehatan bayi baru lahir, imunisasi, atau ketika sang buah hati sedang sakit.

Isi Buku KIA

Kementerian Kesehatan RI terus memperbarui isi buku KIA sehingga isinya lebih lengkap, berikut isi dari versi terbaru:

1. Kesehatan Anak

Identitas anak dan orangtua, pernyataan ibu/keluarga tentang pelayanan kesehatan anak yang sudah diterima, surat keterangan lahir, riwayat kelahiran bayi, dan lengkap dengan cap kaki bayi.

Baca Juga: Sederet Hal yang Perlu Moms Siapkan dan Bawa Saat Hendak ke Posyandu

Kemudian, ada grafik evaluasi selama kehamilan, data pelayanan kesehatan neonatus sejak bayi usia 0-28 hari, dan grafik peningkatan berat badan selama kehamilan.

Selanjutnya, ada daftar jadwal imunisasi anak, pelayanan SDIDTK (Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang Anak) untuk mengetahui apakah ada penyimpangan pertumbuhan fisik/emosional.

Kolom pemberian obat cacing dan vitamin A, grafik pertumbuhan bayi dalam KMS sesuai jenis kelamin bayi, grafik indeks massa tubuh anak umur 5-6 tahun.

Kartu menuju gigi sehat dan informasi mengenai cara membersihkan gigi anak, lembar khusus untuk catatan riwayat penyakit ketika anak sakit.

Selain ada kolom-kolom yang harus diisi oleh ibu atau kader posyandu/bidan/dokter, ada juga berbagai informasi mengenai kelas ibu dan balita, serta panduan pola asuh bayi.

2. Kesehatan Ibu

Informasi mengenai nama ibu dan suami/keluarga lainnya, pernyataan ibu/keluarga mengenai pelayanan kesehatan yang sudah diterima, kartu kontrol minum ibu hamil.

Kemudian, ada surat amanat persalinan yang isinya memberikan kepercayaan kepada nama-nama yang sudah ibu sebutkan untuk membantu persalinan agar aman dan selamat.

Selanjutnya, ada evaluasi kesehatan ibu hamil, lembar pemeriksaan dokter di trimester 1, skrining preeklamsia pada usia kehamilan.

Ada juga informasi mengenai kelas kehamilan, panduan periksa kehamilan, perawatan sehari-hari ibu hamil, dan apa kegiatan yang harus dihindari. Lalu, tanda bahaya dan masalah selama kehamilan supaya segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

Kemudian, ada panduan persiapan persalinan, tanda awal bersalin, proses melahirkan, dan tanda bahaya persalinan.

Setelah ibu melahirkan pun, akan diberikan panduan seperti cara mencegah dan mengatasi depresi pasca melahirkan, perawatan ibu nifas, dan panduan menyusui.

Baca Juga: Memantau Gizi Bayi di Posyandu Gratis atau Bayar? Kader Posyandu Malah Akan Memberikan Ini Secara Cuma-cuma Kalau Melihat Indeks Gizi Si Kecil Buruk di Buku KIA