Kasus Campak Naik Berkali Lipat dari 2021, Tanda Anak Campak Wajib Diketahui, Lengkap dengan Cara Mengobatinya

By Aullia Rachma Puteri, Minggu, 22 Januari 2023 | 07:03 WIB
Kasus campak meningkat, berikut tanda campak pada anak dan cara mengobatinya (Freepik)

Nakita.id - Karena kasus campak naik, Moms harus tahu tanda campak pada anak dan cara mengobatinya. Hal ini penting karena campak bisa menimbulkan komplikasi serius.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengumumkan Kejadian Luar Biasa atau KLB campak.

Keputusan KLB campak ini dibuat setelah terdapat 55 kasus kejadian positif campak di 34 kabupaten dan 12 provinsi.

KLB campak ini ditetapkan oleh Pemda setempat karena sifatnya bukan nasional. Pemda melakukan KLB ketika ditemukan mininal 2 kasus campak yang terkonfirmasi laboratorium.

Dikuti dari Kompas, Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes, Prima Yosephine mengatakan kalau KLB campak ini ada hubungannya dengan pandemi Covid-19.

Prima mengungkapkan banyak kasus campak di Tanah Air karena orang tua tidak berani membawa anak keluar rumah saat pandemi. Itu sebabnya, realisasi imunisasi turun signifikan yang berdampak ditemukannya kasus campak. 

Prima menjelaskan kalau target Bulan Imunisasi Anaka Nasional (BIAN) di luar Jawa-Bali masih belum sempurna. Dari ditargetkan 95% tapi realisasinya hanya sebesar 60,13% saja. Sementara untuk wilayah Jawa dan Bali target sudah mencapai 72,2%.

"Artinya masih ada anak yang masih belum bisa menemukan atau belum memiliki kekebalan terhadap campak," kata Prima.

Tanda Campak Pada Anak

Campak pada anak dapat berkembang sekitar 8-12 hari setelah terinfeksi virus. Sementara, tanda-tandanya dapat berlangsung hingga 10-14 hari.

Maka dari itu, penyakit ini sering dijuluki sebagai campak 10 hari atau campak merah.

Selain itu, seperti dikutip Children's Hospital of Philadelphia, anak sudah bisa menularkan virus campak sejak 4 hari sebelum ruam muncul. Tanda-tanda pada fase awalnya dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Baca Juga: Kasus Campak Naik 32 Kali Lipat Dibanding Tahun 2021, Anak Belum Dapatkan Imunisasi Jadi Pemicu Utama