Menguras Energi Fisik dan Mental, Ini 4 Peran Orangtua yang Bisa Dilakukan dalam Mendukung Pasien Kanker Anak Menjalankan Terapi

By Shannon Leonette, Selasa, 14 Februari 2023 | 13:00 WIB
Peran orangtua sangat penting untuk pasien kanker anak yang menjalankan terapi (Nakita.id)

Nakita.id - Peran orangtua dalam mendukung pasien kanker anak menjalankan terapi sangatlah penting.

Pasalnya, bagi banyak pasien kanker anak, menjalankan terapi jelas bisa menguras energinya baik fisik maupun mental.

Namun sayangnya, banyak yang masih belum tahu apa saja peran orangtua yang bisa dilakukan untuk mendukung pasien kanker anak menjalankan terapi.

Oleh karena itu, setelah ini, Moms dan Dads wajib mencatat beberapa peran yang bisa dilakukan menurut Mariska Johana, M.Psi, Psikolog.

Pastikan jangan sampai terlewat ya, Moms dan Dads!

Peran Orangtua dalam Mendukung Pasien Kanker Anak Menjalankan Terapi

1. Cari Tahu Kebutuhan Anak

Pertama, orangtua perlu memberikan ruang terlebih dahulu kepada anak untuk beristirahat, terlebih pasca terapi.

"Usahakan tidak ada yang mengganggu dia," pesan Mariska saat diwawancarai secara eksklusif oleh Nakita, Senin (6/2/2023).

"Tanyakan saja ke anak. Anaknya mau melakukan apa, dan anaknya butuh apa," lanjutnya.

Sebab, psikolog klinis anak ini menyampaikan bahwa setiap anak pasti memiliki coping stress yang berbeda-beda.

Ada yang bisa langsung riang, ada yang membutuhkan waktu untuk beristirahat dulu, atau bahkan ada yang bisa langsung bermain.

"Jadi, ditanyakan saja ke anak butuhnya apa, inginnya apa," katanya berpesan.

Baca Juga: Cara Mendeteksi Kanker Anak Sejak Dini Menurut Dokter Spesialis Anak

Jika dari anak memang tidak ingin ada orang lain yang menghampirinya atau menjenguknya terlebih dahulu, maka Moms dan Dads perlu memberikan space (ruang) khusus untuknya.

Bahkan, Mariska juga sangat menyarankan orangtua untuk menghargai keputusan anak tersebut.

Mariska Johana, M.Psi, Psikolog selaku psikolog klinis anak di Bicarakan.id.

"Orangtua juga perlu menginformasikan terhadap keluarga dan kerabat kalau anak tidak mau dikunjungi terlebih dahulu," pesan psikolog yang saat ini berpraktik di Bicarakan.id ini.

2. Beri Waktu Sendiri untuk Anak

Peran orangtua pasien kanker anak juga harus Moms dan Dads perhatikan.

Pasca terapi atau pengobatan, sebaiknya orangtua perlu memberikan waktu untuk sendiri terlebih dahulu bagi anak.

"Jangan ada yang menjenguknya dulu, karena kita tidak bisa mencegah apa yang akan dikatakan keluarga yang kira-kira akan mengganggu psikologisnya," pesan psikolog klinis anak ini.

"Jadi, lebih baik kita mencegah terlebih dahulu. Ketika anak siap untuk menghadapi orang lain, baru kita sampaikan ke kerabat dan keluarga untuk waktu berkunjung," lanjutnya berpesan.

3. Validasi Emosi Anak

Bagi anak penyandang kanker, menjalani terapi tentu menjadi suatu hal yang sangat ditakutkan.

"Jangankan anak kecil, orang dewasa pasti takut menghadapi pengobatan, operasi, kemoterapi, dan bahkan terapi yang ada kata 'kanker'-nya begitu," ungkap Mariska.

Maka dari itu, Mariska juga berpesan bahwa orangtua perlu mengerti terlebih dahulu apa yang dirasakan anak.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kanker Anak Menurut Dokter Spesialis Anak, Apakah Merupakan Penyakit Menular? Begini Faktanya

"Kita perlu mendukung penuh, mendukung secara emosional apa yang anak rasakan. Dengan cara memvalidasi dulu pastinya," kata Mariska.

"Apa yang dirasakan anak itu wajar. Jangan sampai, misalnya, 'Ya jangan takut, enggak perlu takut.' Justru itu akan membuat anak tidak tervalidasi emosinya," lanjutnya.

Jika Moms dan Dads tidak memvalidasi emosinya, anak akan cenderung memendam dan tidak mau mengungkapkan apa yang dirasakan.

Bahkan, beberapa anak juga cenderung memberontak dan akhirnya kabur pada saat mau terapi.

Dari upaya memvalidasi emosi pasien kanker anak ini, tentu akan ada dampak positif yang nantinya bisa dirasakan anak pasca terapi dilakukan.

Yaitu, anak bisa cepat sembuh dan beraktivitas kembali seperti biasa.

4. Pahami Kondisi Anak

Peran orangtua berikutnya ini juga perlu Moms dan Dads lakukan ketika anak menderita kanker.

Pasalnya, ada anak yang belum siap secara mental atau tidak nyaman secara fisik.

"Jadi, kita perlu kasih waktu dulu untuk anak beradaptasi dulu dengan emosinya, dengan sakit fisiknya. Jangan dipaksakan," ucap Mariska.

Moms dan Dads bisa kasih waktu istirahat untuk anak bisa menenangkan diri terlebih dahulu.

Lalu, tanyakan anak juga butuh waktu berapa lama untuk bisa siap melakukan terapi tersebut.

Baca Juga: Apakah Bayi Bisa Terkena Kanker? Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya Menurut Dokter Spesialis Anak

"Kalau misalnya anak jawab setahun, ini kan enggak realistis begitu dengan pengobatan terapi," ucap Mariska.

"Orangtua bisa mengarahkan anak kalau misalnya, kenapa terapi atau pengobatan ini perlu dilakukan dengan cepat," pesan Mariska lagi.

Seperti, memberikan informasi akurat kepada pasien anak kanker bahwa penyakit ini harus cepat ditindak agar tidak semakin menyebar dan bertambah parah sakitnya.

Penyakit pun semakin tidak tertangani, atau bahkan semakin banyak pengobatan yang harus dilakukan.

"Jadi, harus disampaikan dengan sangat jelas, dan juga dipersiapkan informasi-informasi yang jelas. Apa saja prosedur yang akan dia dapatkan? Melalui suntikan kah? Melalui infus kah? Melalui pembedahan kah?" kata psikolog klinis anak ini.

"Kalau misalnya dia takut merasa sakit, nah ini harus disampaikan bahwa ada yang namanya obat bius, yang membuat anak tidak merasa sakit. Nanti misalnya, seperti dimasukkan oksigen, jadi dihirup saja. Lalu nanti anak akan merasa ngantuk dan tertidur, sehingga pas bangun gitu ya, sudah selesai pengobatannya," katanya menambahkan.

Atau, tambahnya lagi, melalui infus yang pas awal dimasukkan akan terasa sakit.

Itu tadi 4 peran orangtua dalam mendukung pasien kanker anak menjalankan terapi.

Moms dan Dads bisa lakukan peran-peran ini mulai sekarang agar kebutuhan anak kanker tetap terpenuhi untuk tumbuh kembangnya.

Baik dari segi psikologis, akademis, hingga sosialnya.

Semoga membantu, ya.

Baca Juga: Kasus Kanker Anak di Indonesia, Bagaimana Tahap Awal Penyembuhan?