Kenali Tanda dan Penyebab Terjadinya Tampek pada Anak, Jangan Disepelekan Moms

By Diah Puspita Ningrum, Sabtu, 25 Februari 2023 | 13:30 WIB
Penyebab dan tanda tampek pada anak (Nakita.id/Adel)

Nakita.id - Ada Moms yang sudah akrab tapi ada juga yang masih asing dengan tampek pada anak.

Tampek adalah istilah lain untuk menyebut penyakit campak.

Tampek atau campak pada anak merupakan kondisi yang menular dan berbahaya untuk si Kecil.

Munculnya campak disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan.

Meskipun penyakit ini tergolong umum untuk bayi, Moms harus tahu gejalanya pada si Kecil.

Bagaimana tidak? Semakin cepat Moms menyadari gejala campak maka akan semakin cepat anak mendapatkan pertolongan.

Penyebab Tampek pada Anak

Campak disebabkan oleh virus yang termasuk keluarga paramyxovirus dan virus ini menyebar melalui kontak langsung dan melalui udara.

Virus menginfeksi mukosa membran, lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Perkembangan imunisasi memiliki peran yang besar dalam menurunkan angka kematian akibat campak. Selama 2000 hingga 2014, vaksinasi campak mencegah kematian 17,1 juta.

Belum lama ini, Indonesia dihebohkan dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak.

Keputusan KLB campak ini dibuat setelah terdapat 55 kasus kejadian positif campak di 34 kabupaten dan 12 provinsi.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Bedak untuk Atasi Campak Bayi, Aman Digunakan! 

Tanda Tampek pada Anak

Tanda awal dari penyakit campak yaitu adanya demam tinggi.

Paparan virus sendiri terjadi 10 sampai 12 hari, dan biasanya durasi demam yaitu 4 hingga 7 hari.

Hidung berair, batuk, mata merah dan berair, dan bintik putih kecil pada bagian dalam pipi biasanya muncul pada fase pertama perjalanan penyakit.

Setelah beberapa hari, ruam merah bermunculan, biasanya pada bagian wajah dan leher bagian atas.

Tiga hari kemudian, ruam tersebut menyebar termasuk ke bagian tangan dan kaki.

Ruam tersebut baru hilang setelah 5 sampai 6 hari.

Dapat disimpulkan ruam ruam muncul 14 hari setelah pajanan terhadap virus (rata-rata dalam 7 sampai 18 hari).

Selain itu, campak yang berat lebih mungkin terjadi pada anak yang kekurangan gizi, terutama pada anak dengan defisiensi vitamin A.

Atau si Kecil yang mengalami kelemahan sistim imunitas karena terinfeksi HIV/AIDS atau penyakit lainnya.

Pada populasi dengan tingkat malnutrisi tinggi dan kurangnya pelayanan kesehatan, 10% kasus campak berakhir pada kematian.

Moms, belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit campak.

Baca Juga: Lokasi Suntik Campak di Rumah Sakit dan Biaya untuk Sekali Suntik

Namun, komplikasi serius dari campak dapat dicegah melalui perawatan suportif yang memastikan kecukupan nutrisi, asupan cairan anak.

Selain itu, imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit campak.

Dikutip dari berbagai sumber, imunisasi campak dilakukan untuk membangun kekebalan dan perlindunan tubuh.

Vaksinasi campak biasanya dikombinasikan dengan rubella (vaksin MR).

Kabar baiknya, vaksin ini sudah masuk dalam kategori imunisasi nasional.

Artinya vaksin ini bisa didapatkan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu, klinik dan rumah sakit.

Menurut panduan IDAI, vaksin campak diberikan sebanyak tiga kali.

Di mana ada 2 jenis vaksin yang bisa diberikan kepada anak, yakni MR dan MMR.

MR adalah imunisasi untuk mencegah penyakit campak dan rubella.

Sementara MMR adalah imunisasi untuk mencegah peyakit campak, rubella dan gondongan.

Baca Juga: Waspada Penyakit Campak Pada Anak, Ini 5 Pengobatan yang Bisa Dilakukan