Berbahayakah Proses Penebalan Dinding Rahim? Begini Penjelasannya

By Shannon Leonette, Rabu, 15 Maret 2023 | 12:48 WIB
Moms perlu waspadai yang namanya proses penebalan dinding rahim sejak dini, terlebih jika sudah memasuki usia menopause. (Freepik / wayhomestudio)

Nakita.id - Apakah Moms pernah mendengar istilah proses penebalan dinding rahim?

Dalam istilah medis, proses penebalan dinding rahim juga dikenal dengan sebutan hiperplasia endometrium.

Lantas, apakah proses penebalan dinding rahim ini berbahaya?

Tanpa berlama-lama, simak penjelasan berikut seperti dilansir dari Cleveland Clinic.

Bahayakah Proses Penebalan Dinding Rahim?

Sebagai informasi, proses yang langka ini biasanya terjadi pada wanita menopause, baik hampir maupun mulai.

Gejala yang mungkin dirasakan seperti pendarahan selama menstruasi, siklus menstruasi yang singkat (kurang dari 21 hari), pendarahan menstruasi yang banyak, mengeluarkan darah meski menopause, bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali (amenore).

Selain itu, Moms juga mungkin bisa mengalami sakit perut yang sangat parah.

Hal ini justru berbahaya sehingga perlu dibicarakan dengan dokter terkait gejala-gejala yang Moms alami.

Apabila dibiarkan begitu saja, maka dapat meningkatkan risiko kanker endometrium, salah satu jenis kanker rahim.

Faktor Risiko Hiperplasia Endometrium

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, wanita yang hampir maupun mulai menopause akan rentan mengalami kelainan ini.

Namun, hal ini tak menutup kemungkinan bahwa wanita berusia dibawah 35 tahun bisa terkena.

Baca Juga: Jangan Abaikan Nyeri Haid Bisa Jadi Endometriosis Sehingga Mempengaruhi Infertilitas, Yuk Simak Pemicu Penyakit Kronis Ini

Beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:

- Pengobatan kanker payudara (seperti tamoxifen)

- Diabetes

- Menstruasi dini atau menopause terlambat

- Faktor keluarga (dengan riwayat kanker ovarium/rahim/usus)

- Penyakit kandung empedu

- Terapi hormon (hanya dengan estrogen)

- Tidak pernah hamil

- Obesitas

- PCOS

- Merokok

Baca Juga: Perkembangan Janin Bulan 9 : Waspadai Lepasnya Plasenta dari Dinding Rahim

- Penyakit tiroid

- Menstruasi tidak teratur

- Iradiasi panggul

- Sistem kekebalan tubuh yang terganggu (penyakit autoimun atau obat-obatan)

Cara Obati Hiperplasia Endometrium

Dalam kebanyakan kasus, pengobatan bisa dilakukan dengan progestin, hormon progesteron buatan.

Moms bisa mendapatkan obat ini dalam bentuk terapi oral (mengunyah pil), memasang IUD, suntikan, hingga krim atau gel vagina.

Selain itu, dokter juga mungkin akan merekomendasikan histerektomi untuk menghilangkan rahim jika kondisi tak kunjung membaik atau sel kanker semakin tumbuh.

Di luar itu, Moms bisa mencegah proses penebalan dinding rahim ini dengan menerapkan pola hidup sehat.

Misalnya seperti mengonsumsi makanan sehat, rajin berolahraga, tidak merokok, dan lain-lain.

Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Moms.

Untuk melihat kembali penjelasan apakah proses penebalan dinding rahim berbahaya atau tidak, cek halaman 1.

Baca Juga: Berita Kesehatan Wanita: Waspada Penebalan Dinding Rahim, Gejalanya Menstruasi Tak Teratur