Moms Ketahui Efek Sering Berhubungan Intim saat Hamil di Sini

By Poetri Hanzani, Senin, 20 Maret 2023 | 23:00 WIB
Efek sering berhubungan intim saat hamil. (Pixabay / Pexels)

Nakita.id - Sering menjadi pertanyaan, adakah efek sering berhubungan intim saat hamil?

Moms dan Dads perlu mengetahui penjelasan selengkapnya berikut ini.

Perlu diketahui, berhubungan seks selama kehamilan aman dilakukan. Kecuali jika dokter atau bidan menyarankan sebaliknya.

Faktanya, dorongan seks dapat meningkat pada tahap tertentu kehamilan, dan seks dapat memberikan beberapa manfaat.

Namun, ketahui juga efeknya yang bisa terjadi jika terlalu sering berhubungan intim saat hamil.

Efek Sering Berhubungan Intim saat Hamil

Melansir dari Medical News Today, seks tidak akan membahayakan bayi pada tahap apa pun selama kehamilan sehat.

Bayi dilindungi oleh otot rahim yang kuat, cairan ketuban, dan sumbat lendir yang berkembang di sekitar leher rahim.

Namun, sebagian orang percaya bahwa aktivitas seksual atau orgasme dapat berisiko pada bayi, meningkatkan kemungkinan keguguran, atau menyebabkan persalinan dini.

Banyak penelitian menyimpulkan bahwa seks vaginal selama kehamilan tidak memiliki kaitan dengan peningkatan risiko persalinan prematur atau kelahiran prematur.

Tetapi, jika dokter menganggap seseorang berisiko tinggi, mungkin menyarankan agar orang tersebut menghindari hubungan seksual selama kehamilan.

Masih dikutip dari laman yang sama, orgasme atau penetrasi seksual dapat menyebabkan kontraksi Braxton Hicks di akhir kehamilan.

Baca Juga: Sebaiknya Berapa Banyak Frekuensi Berhubungan Intim dalam 1 Hari?

Braxton Hicks adalah kontraksi ringan yang dialami beberapa wanita menjelang akhir kehamilan.

Namun, kontraksi ini tidak mengindikasikan atau menginduksi persalinan sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Sementara itu, jika Moms mengalami hal berikut ini disarankan untuk menghindari hubungan seksual selama kehamilan.

- Masalah dengan serviks yang dapat meningkatkan kemungkinan keguguran atau persalinan dini

- Kehamilan dengan bayi kembar

- Plasenta previa, di mana plasenta sebagian atau seluruhnya menutupi pintu masuk ke serviks

- Inkompetensi serviks, di mana serviks terbuka sebelum waktunya

- Riwayat persalinan prematur

- Kehilangan banyak darah

- Cairan ketuban bocor

- Air ketuban telah pecah, yang dapat meningkatkan risiko infeksi

Baca Juga: Apakah Pakai Pelumas saat Hubungan Intim Bikin Susah Hamil? Ini Faktanya yang Perlu Diketahui