Dosen Program Studi Antropologi Sosial FISIP Universitas Sumatera Utara (USU) Fikarwin mengatakan, sinamot adalah bride price.
"Uang yang diberikan oleh pihak pria kepada pihak pengantin wanita," ujarnya, melansir Kompas pada Selasa (2/5/2023).
Sinamot merupakan bagian dari tradisi pernikahan Suku Batak berupa mahar atau maskawin.
Istilah lain dari sinamot adala tuhir ni boru.
Sinamot berasal dari kebudayaan suku Batak pada masa lampau.
Ketika itu, perempuan suku Batak mayoritas bekerja sebagai petani.
Sehingga saat mereka menikah, perempuan akan pergi mengikuti suaminya.
Dengan begitu, pekerjaan di ladang akan semakin berat bagi keluarga si perempuan.
Hal inilah yang melatarbelakangi pihak laki-laki wajib memberikan pengganti berupa tenaga kerja, biasanya berbentuk binatang ternak seperti kerbau.
Namun, seiring berjalannya waktu, sinamot bisa dalam bentuk benda lain, seperti rumah, tanah, sawah, ataupun emas.
Belakangan, sinamot bisa juga diberikan dalam bentuk uang tunai.