Kenali Pola Asuh Otoriter dalam Menciptakan Pembelajaran Efektif, Termasuk Dampaknya ke Anak

By Shannon Leonette, Rabu, 17 Mei 2023 | 11:25 WIB
Apa itu pola asuh otoriter? Apakah jenis pola asuh ini cocok untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan pada anak? Yuk, cari tahu penjelasan lengkapnya berikut ini menurut psikolog! (Nakita.id)

Nakita.id - Semua orangtua tentu sepakat bahwa pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bahkan wajib didapat untuk semua kalangan.

Terlebih, pendidikan menjadi salah satu faktor terpenting untuk kemajuan seorang anak di masa depan.

Agar pendidikan dapat tertanam dengan baik pada anak, Moms perlu menciptakan pembelajaran efektif dan menyenangkan.

Namun untuk menciptakan suasana pembelajaran tersebut, diperlukan pola asuh yang sesuai juga.

Salah satu pola asuh yang mungkin Moms kenal adalah pola asuh otoriter.

Apakah pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang cocok? Yuk, cari tahu lebih lanjut dalam artikel ini!

Apa Itu Pola Asuh Otoriter?

Berdasarkan penjelasan Erika Kamaria Yamin, M.Psi, Psikolog, CHt®️, pola asuh otoriter adalah suatu jenis pola asuh dimana orangtua memberikan aturan kepada anak, dan anak tersebut harus menuruti orangtuanya.

"Tidak ada ruang untuk negosiasi. Biasanya, ciri-ciri pola asuh otoriter seperti itu," kata Erika saat diwawancarai Nakita pada Selasa (16/5/2023).

Menurutnya, dampak positif dari pola asuh ini adalah anak seakan-akan terlihat patuh dan disiplin.

"Namun, yang perlu kita pahami adalah kepatuhan itu bukan dari kesadaran atau motivasi anak. Tapi, karena anak takut," ungkapnya.

Erika bahkan menambahkan, ciri pola asuh otoriter lainnya adalah ada hukuman. Baik itu hukuman fisik ataupun hukuman verbal.

Baca Juga: Peran Penting Orangtua dalam Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan pada Anak

"Jadi, anak patuh karena dia takut. 'Aku mending ngerjain PR atau belajar deh daripada aku dipukul atau diteriakkin', seperti itu," ucap Erika.

Psikolog pendidikan sekaligus hypnotherapist ini menekankan kembali, dampak positifnya adalah anak mungkin terlihat patuh dan seakan-akan disiplin.

Erika Kamaria Yamin, M.Psi, Psikolog, CHt®️ adalah seorang psikolog pendidikan sekaligus hypnotherapist.

"Tapi, efek jangka panjangnya ke anak itu adalah anak punya konsep diri yang buruk. Merasa dirinya tak berharga bahkan tak berdaya," ungkap Erika.

"Orangtua jarang sekali memberikan apresiasi ke anak. Minim sekali kesempatan bagi anak untuk melakukan negosiasi atau menyampaikan pendapat," katanya menambahkan.

Sehingga, lanjutnya menyampaikan, anak bakal merasa kalau, 'Ini tuh enggak mempan, enggak akan mampu'.

"Jadi, konsep dirinya juga buruk," lanjutnya.

Selain itu, karena pola asuh otoriter ini ditandai dengan hukuman, biasanya anak dengan pola asuh ini juga berdampak pada fisiknya.

Salah satunya, anak memiliki tingkat kecemasan yang tinggi.

"Sering kita temui anak-anak yang mau ujian itu tahu-tahunya di sakit perut. Atau tiba-tiba, ada muncul keluhan-keluhan seperti sakit kepala," ujar Erika.

"Jadi, ada dampak ke fisiknya juga," lanjutnya.

Baca Juga: Cara Menciptakan Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan pada Anak Sejak Dini, Beri Kebebasan

Pola Asuh Ideal untuk Menciptakan Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan

Moms, satu-satunya pola asuh yang sebenarnya ideal untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan adalah pola asuh demokratis.

"Karena di sini (pola asuh demokratis), orangtua memberi ruang bagi anak untuk bernegosiasi, berpendapat, tapi juga memberikan batasan bagi anak," terang Erika.

"Jadi, ada aturannya juga meski aturannya itu dibuat bersama. Misalnya, anak dilibatkan dalam pembuatan aturan pembatasan itu," lanjutnya.

Dampaknya juga bisa dikatakan cukup baik pada tumbuh kembang anak itu sendiri.

Khususnya, dalam menumbuhkan semangat belajar pada anak sejak dini.

"Dampaknya dalam belajar adalah disiplinnya itu. Motivasi belajarnya muncul sendiri dari dalam anak, karena anak juga turut dilibatkan," kata Erika menjelaskan.

"Anak bisa jadi lebih percaya diri. Anak juga bisa lebih well-mannered, jadi dia tahu bagaimana caranya harus bersikap karena ada arahan dan juga dilibatkan, dijelaskan kenapa harus seperti ini," tambahnya.

Tak hanya itu. Erika juga menyampaikan, anak dengan pola asuh ini biasanya juga lebih mudah beradaptasi dengan orang lain juga lingkungan.

Erika bahkan menekankan, sukses itu bukan hanya ketika anak beranjak dewasa.

Namun, sukses dalam artian ada sedikit perubahan yang lebih baik dari hari ke hari.

"Sukses itu kan maksudnya anak bisa lebih baik, ada improvement dari hari ke hari," tegasnya.

Baca Juga: Sulit Menghafal Materi, Tiru Upaya Ibu Ini dalam Meningkatkan Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan pada Anak

"Ini menjadi kebiasaan untuk dia (anak) tahu bahwa dia harus terus meng-improve diri, terus belajar," lanjut Erika menegaskan.

Atau dalam arti lain, ketika masih kanak-kanak, anak juga bisa merayakan atau mencapai keberhasilan kecil.

"Itu sebenarnya sudah dinyatakan sukses," sebut Erika.

Dari pola asuh demokratis yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak tetap dibatasi oleh orangtuanya sendiri.

Akan tetapi, anak juga dilibatkan untuk negosiasi, diskusi, hingga dijelaskan oleh orangtuanya.

"Anak juga dianggap intinya, seperti itu," ucap Erika.

"Jadi, itu adalah salah satu pola asuh yang ideal untuk membantu anak agar bisa bertumbuh dan menjadi lifelong learner tadi, karena belajar seumur hidup," tutup Erika.

Oleh karena itu, untuk Moms yang menginginkan Si Kecil memiliki masa depan yang cerah, pastikan menerapkan pola asuh demokratis sejak dini di rumah.

Niscaya, Si Kecil akan selalu merasa termotivasi untuk belajar terus-menerus dan mengalami perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.

Tak hanya dalam bidang akademis, tapi juga dalam bidang moralnya.

Semoga informasi diatas bermanfaat ya, Moms.

Baca Juga: Belajar di Sekolah Alam, Ternyata Bisa Jadi Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan pada Si Kecil