Bukan Hanya karena Kurang Gizi, Sanitasi Buruk Juga Menjadi Faktor Stunting

By Diah Puspita Ningrum, Selasa, 25 Juli 2023 | 16:30 WIB
Sanitasi jadi faktor stunting (Freepik)

Nakita.id - Selain masalah gizi, tahukah Moms kalau sanitasi menjadi faktor stunting yang sama seriusnya?

Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan fisik dan kognitif anak terhambat dan tidak mencapai potensi penuhnya.

Kondisi ini biasanya ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari rata-rata anak seusianya.

Stunting terjadi pada anak-anak karena kekurangan gizi dan nutrisi pada periode kritis pertumbuhan, terutama pada dua tahun pertama kehidupan.

Fase pertumbuhan yang kritis ini dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.

Pada periode ini, pertumbuhan otak dan tubuh anak sangat cepat, dan kebutuhan gizi mereka sangat besar.

Penyebab utama stunting adalah gizi buruk atau tidak memadai, termasuk kurangnya asupan nutrisi penting seperti protein, energi, vitamin, dan mineral.

Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan pertumbuhan tulang, otot, dan organ tubuh yang terhambat.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap stunting meliputi infeksi berulang, terutama infeksi saluran pernapasan dan diare, serta sanitasi yang buruk dan kondisi lingkungan yang tidak higienis.

Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Stunting

Melansir dari Kemenkes, ada empat faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting.

Salah satunya adalah kekurangan akses ke air bersih dan sanitasi buruk.

Baca Juga: Makan Telur Mencegah Stunting Itu Fakta, Berikut Kreasinya Biar Si Kecil Tidak Bosan 

Sanitasi buruk dapat menimbulkan infeksi berulang pada bayi dan balita.

Apalagi mengingat Indonesia masih memiliki daerah di mana sanitasi belum cukup baik.

Buang Air Besar (BAB) sembarangan, tidak ada air bersih, serta pembuangan limbah buruk bisa berpengaruh pada kesehatan masyarakat.

Ini dapat memicu diare, penyakit cacing serta menimbulkan gangguan pencernaan.

Pada anak-anak, sanitasi buruk juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi.

Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan stunting pada anak.

Dikutip dari laman Kemenko PMK, balita stunting di Indonesia masih cukup besar angkanya.

Yakni sekitar 24,4% dari angka kelahiran di tahun 2021.

Menurut penelitian, balita yang mendapatkan sanitasi layak 1,45-8,51 kali lebih mungkin tidak mengalami stunting.

Sementara anak yang tumbuh di lingkungan terkontaminasi sanitasi tidak layak memiliki risiko 40% lebih tinggi mengalami stunting.

Pencegahan dan Peran Penting Sanitasi dalam Mengatasi Stunting

Upaya untuk meningkatkan sanitasi merupakan langkah penting dalam mengatasi stunting dan masalah gizi lainnya.

Baca Juga: Kenali Gejala Stunting pada Bayi Baru Lahir, Kenali Tanda Ini

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan sanitasi dan mengurangi dampak stunting adalah:

1. Meningkatkan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak, termasuk akses ke toilet dan pengolahan limbah yang aman.

2. Memberikan edukasi dan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi yang baik dan praktik kebersihan.

3. Memastikan air bersih dan aman tersedia untuk masyarakat, terutama untuk anak-anak dan keluarga.

4. Meningkatkan fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat untuk mengatasi penyakit terkait sanitasi, seperti diare dan infeksi pernapasan.

5. Menyediakan dukungan gizi bagi anak-anak yang mengalami stunting untuk memperbaiki status gizi mereka.

Dengan perhatian yang lebih besar terhadap sanitasi yang baik dan upaya pencegahan, diharapkan angka stunting dapat berkurang dan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Sanitasi yang baik adalah investasi penting untuk kesehatan dan masa depan generasi mendatang.

Nah, itu tadi adalah penjelasan mengenai hubungan sanitasi lingkungan dengan stunting pada anak.

Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Simak Ulasan Lengkap Obat Tambah Darah untuk Mencegah Stunting, Bisa Didapat Gratis