Jika Tak Dicegah, Stunting dapat Berdampak Jangka Panjang pada Perkembangan Penting Ini

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Selasa, 8 Agustus 2023 | 12:30 WIB
Pengaruh stunting pada perkembangan kognitif anak (freepik)

Nakita.id - Stunting atau kondisi gagal tumbuh masih menjadi fokus pemerintah Indonesia untuk dicegah.

Sayangnya, masih banyak orang tua yang mengabaikan pentingnya pencegahan stunting ini.

Padahal dampak dari stunting ini bisa dalam jangka panjang.

Melansir dari laman Kemdikbud, dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak.

Selain itu, stunting atau yang juga disebut dengan gagal tumbuh yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak atau kerdil.

Dampak lain dari stunting selain perkembangan fisik yang terhambat adalah terhambatnya perkembangan kognitif anak.

Hal tersebut disebabkan karena perkembangan kognitif anak pada dasarnya dipengaruhi oleh pertumbuhan dan kematangan fisik seseorang.

Dari fakta tersebut, LIPI menyebutkan bahwa stunting di awal kehidupan seorang anak dapat menyebabkan kerusakan permanen pada perkembangan kognitif.

Bahkan biasanya, hal tersebut mulai diikuti dengan perkembangan motorik dan intelektual yang kurang optimal.

Sehingga cenderung dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pendidikan.

Pertumbuhan kognitif yang lambat di kemudian hari berisiko menyebabkan anak mengalami penurunan fungsi intelektual, kesulitan memproses informasi, serta susah berkomunikasi.

Baca Juga: Tanpa Disadari, Paparan Rokok Jadi Pemicu Utama Terjadinya Stunting

Ini tentu mempengaruhi proses belajar anak di sekolah dan dirumah, sekaligus membuat mereka kesulitan bergaul serta bermain bersama rekan sebaya.

Selain itu, anak yang mengalami stunting cenderung mengalami masalah pada pemusatan perhatian, memori dan proses pembelajaran.

Hal ini disebabkan kekurangan gizi yang menyebabkan kerja otak menjadi lebih terhambat.

Perlu diketahui, kecukupan gizi dibutuhkan tubuh terutama bagian otak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Kebutuhan gizi anak usia dini sangat penting karena masa ini merupakan masa kritis dalam hal perkembangan dan pertumbuhan kehidupan manusia.

Oleh karena itu tidak tercukupinya gizi atau bahkan buruknya status gizi anak usia dini akan berdampak langsung pada perkembangan psikomotorik dan kognitif mereka.

Dalam hal ini, WHO menyatakan bahwa peran lingkungan seperti kesadaran masyarakat untuk memberikan asupan gizi yang tepat pada 1000 hari pertama kehidupan bayi akan sangat mempengaruhi seorang anak untuk bisa tumbuh tinggi.

Penelitian lain juga menyatakan bahwa anak yang tidak mendapatkan ASI secara ekslusif selama 6 bulan memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami stunting.

Ditambah lagi, tingkat pemahaman orang tua terutama Moms saat menjalani masa kehamilan juga memberikan pengaruh terhadap risiko anak yang dikandung mengalami stunting.

Faktor lingkungan juga akan memberi pengaruh pada kejadian stunting hingga 90% dan pengaruh faktor keturunan sebesar 10%.

Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran dan kerja keras dari semua pihak baik orang tua, petugas kesehatan, dan lingkungan untuk memberikan dukungan kepada ibu hamil dan balita untuk memenuhi kebutuhan gizinya baik saat masa kandungan maupun sesudah lahir untuk optimalisasi perkembangan kognitif anak.

Baca Juga: Tak Hanya Saat Dewasa, Inilah Dampak Stunting Saat Anak Usia Sekolah