Ajak Perempuan Indonesia Sadari Kanker Payudara Stadium Lanjut, KemenPPPA dan Novartis Adakan Kegiatan Edukasi 'Rights to Smile'

By Shannon Leonette, Jumat, 25 Agustus 2023 | 12:30 WIB
Ajak perempuan Indonesia untuk menyadari kanker payudara stadium lanjut, KemenPPPA RI dan Novartis adakan kegiatan edukasi media. Berikut berita selengkapnya. (Dok. Press Release)

"Untuk itu, pemberdayaan perempuan menjadi langkah yang krusial dalam perjuangan melawan kanker payudara menuju kesuksesan pemulihan," harap Lenny.

Di sisi lain, sampai saat ini, di Indonesia, sekitar 70% pasien dengan kanker payudara datang ke pusat kesehatan dan dideteksi pada stadium lanjut.

"Terlepas dari sudah banyaknya gerakan deteksi dini yang dilakukan, baik oleh pemerintah maupun sektor lainnya, gerakan deteksi dini masih tetap harus digalakkan," ujar dr. Walta Gautama Said Tehuwayo, Sp.B.Subsp.Onk(K).

"Namun, fokus terhadap perawatan kanker payudara stadium lanjut tidak bisa diabaikan," sebut dr. Walta tegas.

Menurutnya, perawatan kanker payudara, termasuk pada stadium lanjut, sudah berkembang sedemikian rupa sehingga berpengaruh terhadap peningkatan angka harapan hidup.

"Yang terpenting, kita harus mengenali jenis dan tipe kanker payudara dengan baik, sehingga kita dapat memberikan dan memastikan bahwa tatalaksana sesuai dengan target terapi yang tepat terjadi," pesannya.

dr. Walta menyampaikan, pasien perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat membuat keputusan, berdasarkan informasi yang akurat dan sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.

"Ini melibatkan pemahaman mendalam mengenai ketentuan, dan rekomendasi tata laksana terbaik yang sesuai dengan kondisi mereka.

Jadi kenali kanker payudara dengan baik, pastikan tatalaksana sesuai dengan target terapi adalah kunci keberhasilan," katanya menjelaskan.

Pilihan perawatan kanker payudara bergantung pada stadium kanker, jenis kanker, dan faktor kesehatan pasien.

Beberapa pilihan tatalaksana kanker payudara pada umumnya meliputi:

Baca Juga: Mitos atau Fakta Menyusui Bisa Mengurangi Risiko Kanker Payudara