Turunkan Kualitas Anak Bangsa, Ini Bahaya Stunting Jika Tak Ada Upaya Pencegahan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Sabtu, 2 September 2023 | 15:30 WIB
Bahaya stunting mampu turunkan kualitas anak bangsa (Nakita/Nita Febriani)

Nakita.id - Bisa dikatakan percuma jika pemerintah mengambil langkah tegas upaya pencegahan stunting namun keluarga tidak memiliki langkah tegas.

Ini karena keluarga terutama orang tua menjadi ujung tombak keberhasilan pencegahan stunting.

Pasalnya, kebiasaan dan berbagai upaya yang dilakukan keluarga menjadi faktor utama dalam pencegahan stunting.

Stunting atau kondisi ketika balita memiliki tinggi badan dibawah rata-rata.

Mengutip dari laman Kemkes, stunting diakibatkan asupan gizi yang diberikan, dalam waktu yang panjang, tidak sesuai dengan kebutuhan.

Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.

Alhasil jika generasi stunting, maka masa depan kualitas anak bangsa dapat terancam.

Hal ini juga dibenarkan oleh Presiden Joko Widodo.

Mengutip dari Kompas, Joko Widodo mengungkapkan ada sejumlah dampak bahaya dari stunting (gagal tumbuh) pada anak.

Salah satunya, menyebabkan kemampuan belajar anak yang rendah.

"Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan. Tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak," ujar Jokowi di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta Timur, Rabu, melansir dari Kompas.

Baca Juga: Hindari Risikonya, Ini Upaya Pencegahan Stunting pada Bayi yang Bisa Dilakukan

Oleh sebab itu, Jokowi menargetkan agar penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 harus bisa dicapai. Jokowi menjelaskan, pada 2014, persentase angka stunting sebesar 37 persen.

Dia pun kaget karena jumlah angka stunting yang sangat besar itu.

Namun demikian, berkat intervensi dari pemerintah, persentase angka stunting bisa diturunkan menjadi 21,6 persen pada 2022.

Meski demikian, Jokowi mengatakan, masih ada lima provinsi dengan angka stunting yang tinggi.

Untuk itu, maka tak heran jika stunting ini sangat jadi fokus utama pemerintah.

Oleh sebab itu, yuk lakukan 4 upaya pencegahan stunting menurut saran dari WHO di bawah ini:

- memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan,

- memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala,

- mengkonsumsi secara rutin Tablet tambah Darah (TTD),

- memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6 bulan.

Dengan demikian, maka diharapkan mampu meminimalisasi terjadinya stunting dan generasi anak kelak makin cerdas.

Baca Juga: Dianggap Normal, Ternyata Stunting Bisa Terjadi karena 5 Kebiasaan Ibu Hamil Seperti Ini