Memelihara Lisan, Rangkuman Materi PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka

By Aullia Rachma Puteri, Jumat, 29 September 2023 | 18:15 WIB
Memelihara lisan materi PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka (Pexels.com/MART PRODUCTION)

Nakita.id - Berikut rangkuman mata pelajaran PAI Kelas XI pada Kurikulum Merdeka dengan materi Memelihara Lisan.

Penjelasan selengkapnya mengenai memelihara lisan akan diulas dalam artikel ini.

Yuk, disimak!

Pentingnya Menjaga Lidah

Lidah atau lisan bisa dikatakan sebagai bagian anggota tubuh yang sangat berharga.

Betapa tidak! Melalui lisan yang tidak tertata, muncul pertengkaran dan perselisihan.

Lisan juga, bisa membuat malapetaka yang besar, bahkan pembunuhan yang tidak terkira akibatnya.

Selanjutnya, penggunaan lisan yang tidak terjaga, menjadikan perang yang menimbulkan korban jiwa mulai dari hitungan yang kecil, sampai mencapai ribuan, bahkan jutaan.

Sebaliknya, melalui lisan juga muncul pelbagai macam kedamaian, kesejukan, cinta dan harapan yang tersemai di lubuk jiwa untuk satuan, puluhan, ribuan, jutaan bahkan milyaran umat manusia.

Masih banyak manusia yang tetap memelihara harapan, meski kondisinya memprihatinkan dan mengenaskan, karena masih percaya kepada janji-janji yang disampaikan.

Misalnya, melalui lisan para nabi dan rasul, dalam bentuk wahyu atau shuhuf (shahifah), saat kini masih banyak dijumpai manusia beriman dengan segala plus minusnya.

Karena itu, kita semua, termasuk sebagai pelajar harus tetap rajin belajar dan sungguh menuntut ilmu.

Baca Juga: Mensyukuri Nikmat, Rangkuman Materi PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka

Meskipun di sekitar kalian muncul pelbagai macam berita dan informasi negatif tentang kondisi negara dan dunia yang semakin mengkhawatirkan.

Akibat problema yang semakin menumpuk, dunia yang memasuki jurang resesi, ditambah adanya penyakit yang masuk ke dalam kelompok pandemi (misalnya Covid 19).

Berlandaskan paparan tersebut, lidah dan lisan kita harus tetap dijaga dengan baik (Q.S. al-Ahzāb/33: 70-71).

Tipis sekali perbedaan antara bahagia dan celaka serta senang susah, hanya dari penggunaan lidah.

Apalagi jika dikaitkan dengan ajaran Islam yang sudah memberi rambu-rambu dalam penggunan lidah.

Penggunaan lisan yang tidak pada tempatnya, mengakibatkan 3 hal (fitnah, ghibah, dan buhtan) yang menjerumuskan diri sendiri, pihak lain, bahkan sampai level negara dan dunia.

Mari kita pahami, kenapa itu terjadi? Lisan yang tidak terjaga, menghasilkan fitnah.

Mendengar kata fitnah saja, kalian sudah geleng-geleng kepala, betapa ngeri akibat fitnah.

Fitnah adalah bahasa Arab yang terdapat dalam al-Qur’an dan dipakai oleh orang Indonesia.

Tetapi makna fitnah yang dipahami oleh orang Indonesia berbeda dengan makna fitnah yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Penggunaan lisan yang tidak pada tempatnya, mengakibatkan 3 hal (fitnah, ghibah, dan buhtan) yang menjerumuskan diri sendiri, pihak lain, bahkan sampai level negara dan dunia.

Baca Juga: Rangkuman Materi PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka Pengertian Janji hingga Balasan Janji

Mari kita pahami, kenapa itu terjadi? Lisan yang tidak terjaga, menghasilkan fitnah.

Mendengar kata fitnah saja, kalian sudah geleng-geleng kepala, betapa ngeri akibat fitnah.

Fitnah adalah bahasa Arab yang terdapat dalam al-Qur’an dan dipakai oleh orang Indonesia, tetapi makna fitnah yang dipahami oleh orang Indonesia berbeda dengan makna fitnah yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Sedangkan makna fitnah yang dipahami masyarakat di Indonesia berdasarkan KBBI adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang).

Dalam pembahasan bab ini, maksud dari fitnah adalah yang dipahami masyarakat Indonesia.

Yakni merupakan komunikasi satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan fakta palsu yang dapat mempengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang.

Islam melarang perbuatan fitnah, karena banyak bahaya yang ditimbulkan, antara lain: penderitaan menyebar kemana-mana.

Jangan lupa bahwa tangisan dan rintian doa orang yang difitnah (termasuk orang dizalimi), doanya cepat diterima oleh Allah Swt; dan mencelakai diri sendiri, baik cepat maupun lambat.

Selanjutnya, melalui lidah yang tidak tertata juga, muncul ghibah (lihat isi kandungan Q.S. al-Hujurat/49: 12), termasuk buhtan.

Keduanya sama-sama menimbulkan perselisihan, pertengkaran, dan akibat buruk lain yang lebih besar.

Pada titik inilah, sekali lagi, sangat penting bagi kita semua, agar pandai-pandai menjaga lidah dan lisan.

Baca Juga: Lengkap! Kunci Jawaban Halaman 27-80 PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka

Ghibah adalah membicarakan orang lain yang tidak hadir, sesuatu yang tidak disenanginya.

Termasuk yang dibicarakan itu, sesuai dengan keadaan orang yang dibicarakan.

Petunjuk Menjaga Lisan

Berikut ini, beberapa petunjuk Islam dalam penggunaan lisan, antara lain:

1. Menjauhi kebiasaan berkata bohong dan tidak bermanfaat. Jangan pula berbicara yang berlebihan.

2. Jauhi pembicaraan yang batil, kotor, dan jorok

3. Jangan berbicara dusta atau palsu.

Ingat, tanda-tanda orang munafik, salah satunya, jika berbicara berdusta atau bohong.

4. Jangan gunakan lisanmu untuk menggunjing (Q.S. al-Hujurāt/49: 12)

5. Jangan berkata kasar (Q.S. Ali Imrān/3: 159). Jauhi pula melakukan celaan dan melaknat orang lain.

6. Jangan mengadu domba, dan jangan pula mudah marah

7. Jawablah panggilan orang tua dengan sopan dan santun (Q.S. al-Isrā’/17: 28), serta jauhi banyak berbantah-bantahan.

Baca Juga: Mengidentifikasi Tajwid dalam Surat Ar-Rahman Ayat 33 serta Isi dan Kandungan Ayatnya, Rangkuman Materi PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka