Anak-anak sering menghadapi situasi yang membuat mereka merasa frustrasi dan tidak puas.
Misalnya, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami tugas sekolah, konflik dengan teman sebaya, atau kekecewaan karena keinginan mereka tidak terpenuhi.
Frustrasi dan ketidakpuasan ini bisa menjadi pemicu kemarahan jika anak tidak tahu bagaimana mengelolanya dengan cara yang lebih positif.
6. Keterbatasan Kognitif
Anak-anak dalam tahap perkembangan tertentu mungkin belum memiliki kemampuan kognitif yang cukup untuk memahami dan mengelola emosi mereka.
Mereka mungkin belum mampu mengantisipasi konsekuensi tindakan mereka atau memahami perspektif orang lain.
Ini dapat menyebabkan perilaku impulsif yang dapat menciptakan kemarahan.
7. Perasaan Terancam atau Diserang
Anak-anak mungkin merasa terancam atau diserang dalam berbagai situasi. Perasaan ini bisa muncul saat mereka merasa ditegur, diremehkan, atau bahkan diganggu oleh orang lain.
Kemarahan dapat berfungsi sebagai cara perlindungan diri untuk menanggapi situasi-situasi seperti ini.
8. Kesulitan dalam Menyusun Strategi Masalah