Kapan Stunting Terjadi? Ini Waktu Krusial yang Wajib Jadi Perhatian Orangtua

By Diah Puspita Ningrum, Rabu, 25 Oktober 2023 | 15:00 WIB
Kapan stunting terjadi? (Freepik)

Nakita.id - Kapan stunting terjadi kerap menjadi pertanyaan para orang tua.

Stunting atau pertumbuhan terhambat, merupakan masalah kesehatan global yang berisiko dialami anak.

Ini adalah masalah yang serius karena memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak-anak, serta perkembangan ekonomi suatu negara.

Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik anak terhambat atau terhenti.

Biasanya, ini  terjadi pada masa awal kehidupan, yaitu dari kelahiran hingga usia dua tahun.

Kondisi tersebut terlihat dalam bentuk anak yang lebih pendek dari ukuran normal anak seusianya.

Stunting adalah hasil dari asupan gizi yang tidak mencukupi dan terus-menerus selama periode perkembangan penting.

Stunting bukan hanya masalah pertumbuhan tubuh, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak, sistem kekebalan tubuh, dan kesehatan umum anak.

Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah penjelasan kapan stunting terjadi dan ada faktor yang menjadi penyebab.

Kapan Stunting Terjadi?

Stunting biasanya terjadi pada periode kritis pertumbuhan anak, yang mencakup:

1. Pra-Kelahiran

Baca Juga: BERITA POPULER: Mengonsumsi Obat Kuat dari Bawang Putih dengan Cara Ini hingga Cara Membersihkan Pusar Bayi yang Belum Puput

Stunting dapat dimulai bahkan sebelum anak dilahirkan.

Ibu hamil yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup atau mengalami stres yang tinggi dapat melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang memiliki risiko lebih tinggi untuk stunting.

2. 1000 Hari Pertama

Periode pertumbuhan paling kritis terjadi selama 1000 hari pertama kehidupan anak, mulai dari saat konsepsi hingga usia dua tahun.

Selama periode ini, nutrisi yang baik sangat penting untuk perkembangan tubuh dan otak anak.

3. Usia Dini

Stunting dapat terjadi dalam beberapa tahun pertama kehidupan anak.

Jika anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama periode ini, pertumbuhannya dapat terhambat secara signifikan.

Faktor-Faktor Penyebab Stunting

Stunting adalah hasil dari berbagai faktor yang kompleks dan terkadang saling terkait.

Beberapa faktor penyebab utama stunting meliputi:

1. Gizi yang Buruk

Baca Juga: Cara Melatih Motorik Anak Stunting Agar Si Kecil Bisa Tumbuh dan Berkembang Secara Optimal

Asupan makanan yang buruk, terutama yang rendah akan protein, zat besi, vitamin, dan mineral, adalah penyebab utama stunting.

Anak-anak yang tidak mendapatkan makanan yang cukup akan mengalami pertumbuhan terhambat.

2. Infeksi

Infeksi yang sering atau parah, terutama pada masa awal kehidupan, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan pertumbuhan anak-anak.

3. Faktor Sosioekonomi

Keluarga dengan tingkat pendapatan rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting.

Faktor-faktor seperti ketidakmampuan untuk membeli makanan bergizi, sanitasi yang buruk, dan akses yang terbatas ke layanan kesehatan memainkan peran penting dalam stunting.

4. Kebiasaan Makan yang Buruk

Cara anak diberi makan juga dapat memengaruhi risiko stunting.

Pemberian makanan yang tidak sesuai usia anak atau praktek makan yang tidak baik, seperti memberi makan anak terlalu cepat atau terlalu sering memberikan makanan padat, dapat menyebabkan stunting.

5. Gizi Buruk pada Ibu Hamil

Baca Juga: Selain Faktor Gizi, Air dan Sanitasi juga Jadi Penyebab Terjadinya Stunting, Ini Kriteria Air yang Kurang Baik

Ibu yang hamil dan kurang gizi memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko stunting pada anak.

6. Air Bersih dan Sanitasi yang Buruk

Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik juga berperan dalam mencegah stunting.

Infeksi yang terkait dengan kualitas air dan sanitasi yang buruk dapat memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan anak-anak.

7. Kemiskinan dan Ketidaksetaraan

Kemiskinan seringkali menjadi penyebab utama stunting.

Anak-anak dari keluarga miskin cenderung memiliki akses terbatas terhadap makanan bergizi, perawatan medis, dan fasilitas sanitasi yang baik.