Penyebab Janin Tidak Bergerak Seperti Biasanya, Moms Perlu Tahu Agar Tak Terlalu Khawatir

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 5 November 2023 | 11:00 WIB
Penyebab janin tidak bergerak seperti biasanya (Freepik)

Nakita.id - Perasaan gerakan janin dalam kandungan adalah momen yang sangat dinanti-nantikan oleh setiap ibu hamil.

Gerakan janin adalah tanda kehidupan yang membuktikan bahwa bayi sedang tumbuh dan berkembang dengan baik.

Namun, ada kalanya ibu hamil merasa cemas ketika merasakan bahwa janinnya tidak bergerak seperti biasanya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa penyebab umum mengapa janin mungkin tidak bergerak seperti biasanya dan kapan Anda perlu mengambil langkah-langkah tindakan.

Normalnya Gerakan Janin

Sebelum kita membahas penyebab janin tidak bergerak, penting untuk memahami apa yang dianggap sebagai gerakan janin yang normal.

Setiap bayi memiliki ritme gerakan yang berbeda, tetapi ada beberapa pedoman umum yang bisa membantu ibu hamil menilai kesehatan janin.

Biasanya, bayi akan mulai bergerak lebih intensif saat ibu sedang istirahat atau setelah makan.

Gerakan bayi juga bisa lebih terasa saat ibu berbaring di sisi kiri.

Perkembangan janin juga memengaruhi frekuensi dan tipe gerakan.

Ketika bayi semakin besar, ruang gerakannya dalam rahim bisa semakin sempit, sehingga gerakannya mungkin terasa lebih lembut.

Gerakan janin mencakup tendangan, peregangan, putaran, dan getaran. Selain itu, janin juga akan tidur dalam rahim ibu selama periode tertentu, sehingga gerakan mungkin tidak terasa.

Baca Juga: Bahayanya Bisa Sampai ke Janin, Ini Dia Efek Samping Ibu Hamil Menahan Pipis yang Patut Dihindari

Penyebab Janin Tidak Bergerak seperti Biasanya

Ada beberapa alasan mengapa janin mungkin tidak bergerak seperti biasanya.

Beberapa di antaranya adalah kondisi yang normal, sedangkan yang lain mungkin memerlukan perhatian medis. Berikut adalah beberapa penyebab umum:

1. Istirahat dan Tidur Janin

Seperti yang telah disebutkan, janin juga tidur dalam rahim ibu.

Mereka mungkin memiliki periode tidur yang membuat gerakan terasa lebih sedikit.

Ini adalah kondisi yang normal dan tidak perlu khawatir.

2. Aktivitas Ibu

Aktivitas ibu, seperti berolahraga atau bekerja, dapat mengurangi perasaan gerakan janin karena aktivitas ini dapat membuat janin tertidur.

Kebanyakan bayi lebih aktif ketika ibu beristirahat atau duduk diam.

3. Posisi Janin

Posisi janin dalam rahim dapat memengaruhi seberapa terasa gerakannya.

Baca Juga: Penting Diketahui Sebelum Terlambat, Ini 10 Kelainan Janin yang Bisa Dideteksi Sejak Dini

Jika janin berada dalam posisi yang membuat gerakan terasa kurang jelas, ibu mungkin akan merasa kurang gerakan.

4. Malnutrisi atau Kekurangan Cairan Amnion

Kekurangan nutrisi atau cairan amnion yang tidak mencukupi dapat memengaruhi perkembangan janin dan membuat gerakan menjadi kurang intens.

5. Kelelahan Janin

Seperti halnya manusia dewasa, bayi juga dapat merasa lelah.

Jika janin telah aktif sepanjang hari, ia mungkin akan tidur lebih lama, yang membuat gerakan terasa lebih sedikit.

6. Komplikasi Medis

Beberapa kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal dapat memengaruhi kesehatan janin dan gerakan bayi.

Ibu hamil yang memiliki penyakit kronis atau masalah kesehatan tertentu mungkin perlu dipantau lebih ketat.

7. Penurunan Gerakan Janin

Penurunan gerakan janin yang tiba-tiba dan signifikan, terutama jika disertai dengan perasaan bahwa bayi lebih tenang dari biasanya, mungkin merupakan tanda peringatan.

Baca Juga: Awas Marah-marah Bisa Berdampak Buruk pada Janin! Begini Cara Mengatasi Emosi Tinggi Saat Hamil

Ini dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang serius, seperti masalah plasenta, kurangnya pasokan oksigen, atau kondisi lain yang memengaruhi kesehatan bayi.

Dalam hal ini, segera konsultasikan dengan profesional medis.

8. Perkembangan Janin

Ketika janin semakin besar, ruang dalam rahim semakin sempit, yang dapat mengakibatkan gerakan janin terasa lebih sedikit.

Ini adalah kondisi normal pada tahap perkembangan tertentu selama kehamilan.

Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan