Nakita.id - Alat kontrasepsi seperti kondom telah menjadi bagian integral dari upaya pencegahan kehamilan dan penularan penyakit menular seksual.
Meskipun kondom dikenal sebagai salah satu metode kontrasepsi yang paling umum dan mudah ditemui, seperti halnya setiap metode kontrasepsi, kondom memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci mengenai kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi kondom.
Kelebihan Kondom
1. Perlindungan terhadap Penyakit Menular Seksual
Kondom terbukti efektif dalam mengurangi risiko penularan penyakit menular seksual, termasuk HIV, gonore, dan klamidia.
Ini adalah keunggulan kunci dalam konteks keamanan kesehatan seksual.
2. Tidak Memengaruhi Keseimbangan Hormon
Kondom tidak melibatkan penggunaan hormon seperti metode kontrasepsi hormonal.
Oleh karena itu, kondom dapat menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang tidak ingin memengaruhi keseimbangan hormon tubuh.
3. Tidak Memerlukan Rencana Lanjutan
Penggunaan kondom tidak memerlukan rencana jangka panjang atau kunjungan ke dokter.
Kondom dapat dibeli dengan mudah di apotek dan digunakan tanpa perlu penyesuaian dosis atau resep.
4. Dapat Digunakan Sama Efektifnya oleh Pria dan Wanita
Kondom adalah salah satu metode kontrasepsi yang dapat digunakan oleh kedua pasangan, tanpa terbatas pada jenis kelamin atau kondisi kesehatan tertentu.
Ini memberikan fleksibilitas dalam perencanaan keluarga dan pencegahan penyakit.
Baca Juga: 5 Pilihan Jenis KB yang Aman untuk Ibu Menyusui, Kondom Salah Satunya
5. Tidak Mempengaruhi Kesuburan
Kondom tidak memiliki dampak langsung pada kesuburan.
Setelah penggunaan kondom dihentikan, tubuh kembali ke siklus reproduksi normal, membuatnya aman digunakan untuk jangka waktu tertentu tanpa mengganggu rencana perencanaan keluarga jangka panjang.
Setelah mengetahui kelebihan kondom, Moms perlu menyimak kekurangannya.
Supaya Moms bisa menimbang-nimbang apakah alat kontrasepsi ini tepat.
Kekurangan Kondom
1. Kemungkinan Alergi atau Iritasi Kulit
Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap lateks, bahan umum yang digunakan dalam pembuatan kondom.
Hal ini dapat menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi. Untuk mengatasi masalah ini, kondom alternatif yang terbuat dari bahan poliuretan atau poliisoprena dapat dipertimbangkan.
2. Ketidakpastian Kepatuhan
Efektivitas kondom tergantung pada penggunaan yang benar dan konsisten.
Kondom yang digunakan secara tidak benar atau dilepas terlalu dini dapat mengurangi tingkat keamanan kontrasepsi.
Kepatuhan yang rendah dapat meningkatkan risiko kegagalan.
3. Berpotensi Merusak Sensasi Seksual
Beberapa individu mengklaim bahwa penggunaan kondom dapat mengurangi sensasi seksual, meskipun sebagian besar produsen telah berusaha untuk meningkatkan desain dan bahan kondom untuk meminimalkan dampak ini.
4. Memerlukan Kerjasama Pasangan
Kondom memerlukan kerjasama dari kedua pasangan untuk memastikan pemasangan yang benar dan penggunaan yang tepat.
Faktor-faktor seperti ketidaknyamanan atau penolakan dari pasangan dapat mempengaruhi kepatuhan.
5. Tidak Memberikan Perlindungan 100% Terhadap Kehamilan
Meskipun memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, kondom bukan metode kontrasepsi yang 100% efektif melawan kehamilan.
Ada selalu risiko kecil kegagalan, terutama jika kondom robek atau terpasang dengan tidak benar.
Baca Juga: Biaya Pengobatan Bayi Kuning dengan Fototerapi Lengkap dengan Tips Perawatannya