Usia Penderita Kanker Bergeser Menyerang Anak Muda, Ini Tiga Tantangan Utama yang Kerap Ditemukan

By Nita Febriani, Kamis, 1 Februari 2024 | 19:15 WIB
MSD Indonesia, perusahaan farmasi global, bersama Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mempersembahkan pameran seni yang menampilkan lukisan, tipografi, dan berbagai jenis karya lainnya dari para penyintas kanker, sebagai wadah untuk menceritakan perjalanan perjuangan melawan kanker yang mereka jalani. (dok. MSD Indonesia)

Nakita.id - Kanker masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskular.

Indonesia mencatat 396.914 kasus kanker dengan total kasus kematian sebesar 234.511 orang pada 2020.

Jenis kanker yang paling tinggi terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yang menyumbang 16,6 persen dari total 396.914 kasus, diikuti oleh kanker serviks, kanker paru, kanker usus dan kanker hati.

Koordinator Bidang Humas Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pratiwi Astar mengatakan, “Hal yang mengkhawatirkan adalah pergeseran usia penderita kanker yang sebelumnya didominasi oleh pasien di atas usia 55 tahun, menjadi di bawah 50 tahun.

Temuan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal akses terbuka British Medical Journal (BMJ) Oncology yang dirilis pada September 2023, menunjukkan bahwa kasus kanker baru pada usia di bawah 50 tahun mencapai 1,82 juta orang di dunia - meningkat 79 persen selama tiga dekade terakhir.” Pratiwi mengingatkan, diagnosis kanker bukanlah akhir dari segalanya.

Pasien kanker masih dapat sembuh, apalagi jika ditemukan saat stadium masih dini. Oleh sebab itu, sangatlah penting melakukan deteksi dini kanker melalui skrining.

Selain itu, baik pasien, keluarga dan masyarakat luas juga penting untuk membekali diri dengan pengetahuan mengenai ciri, ragam tes penunjang, hingga perawatan inovatif seputar kanker - termasuk perawatan paliatif. “Dukungan sosial melalui komunitas seperti Yayasan Kanker Indonesia membantu pasien dan penyintas kanker agar kualitas hidup dapat tetap terjaga, bahwa mereka tidak sendirian, dan dapat tetap aktif dalam berbagai kegiatan kreatif seperti pameran karya seni pejuang dan penyintas kanker ini, sehingga memberi harapan dan meningkatkan rasa percaya diri,” ungkap Pratiwi.

Kesungguhan dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kanker juga disampaikan George Stylianou, Managing Director, MSD Indonesia.

Di tengah kasus kanker yang masih terus meningkat, sayangnya masih kita temukan kesenjangan terkait pemahaman kanker di Indonesia.

Baca Juga: Biaya Pap Smear untuk Deteksi Dini Kanker Serviks, Simak Moms!

Tiga tantangan utama yang kerap ditemukan antara lain misinformasi, keterlambatan penanganan, serta keengganan untuk melakukan terapi atau pengobatan.

Inilah mengapa, MSD bersama YKI melihat pentingnya edukasi terkait kanker untuk digaungkan dengan lebih luas lagi - mulai dari mengenal jenis, cara mendeteksi kanker dan tes penunjang untuk diagnosa kanker, hingga informasi seputar pengobatan kanker yang salah satunya adalah pengobatan inovatif yang ada di Indonesia.”