Anak Adopsi Kerap Mempertanyakan Identitas Asal Usulnya, Seperti Ini Tanda-tandanya

By Shannon Leonette, Jumat, 15 Maret 2024 | 20:09 WIB
Usia 3 tahun adalah usia yang umum dimana anak adopsi mempertanyakan identitas dan asal usulnya kepada orangtua. Begini tanda-tandanya menurut psikolog. (Pixabay / 460273)

Nakita.id - Adopsi anak merupakan proses yang menguras tenaga, baik fisik maupun emosional.

Maka dari itu, sebagai calon orangtua adopsi, Moms dan Dads diharuskan memperkaya diri dengan pengetahuan mengenai adopsi anak.

Melansir Child Welfare Information Gateway via Nakita, adopsi anak adalah proses hukum yang memberi kesempatan kepada anak untuk tinggal dan hidup bersama dengan orangtua adopsinya hingga beranjak dewasa.

Adopsi anak bisa dilakukan secara domestik maupun internasional (inter-country).

Setelah melalui proses yang panjang, tiba saatnya Moms dan Dads untuk mengadopsi anak dan tantangan tidak berhenti di situ.

Salah satu masalah yang banyak sekali orangtua adopsi hadapi adalah anak yang sering mempertanyakan identitasnya sendiri.

Mulai dari asal usulnya, bentuk fisiknya mirip siapa di keluarga, di manakah orangtua biologis yang melahirkannya, dan lain-lain.

Lantas, apakah tanda-tandanya akan terlihat dengan jelas?

Jika terlihat, apa saja tanda-tanda yang perlu Moms dan Dads perhatikan?

Tanpa berlama-lama lagi, yuk cari tahu menurut psikolog anak dan remaja ini.

Pastikan Moms dan Dads tidak melewatkan penjelasan berikut.

Baca Juga: Persyaratan dan Prosedur Mengadopsi Anak Melalui Yayasan Sayap Ibu

Tanda-tanda Anak Adopsi Mempertanyakan Identitas

Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, M.Psi mengatakan, anak umumnya akan mempertanyakan dirinya sendiri di usia tiga tahunan.

Vera Itabiliana Hadiwidjojo, M.Psi

"Di usia tiga tahun ini, anak mulai membentuk konsep 'aku'.

Mulai berkaca, mulai mencocok-cocokkan diri, dan mulai mempertanyakan dirinya mirip siapa," kata Vera menjelaskan dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Rabu (13/3/2024).

Dari warna kulitnya, bentuk rambutnya, bentuk matanya dan hidungnya, dan masih banyak lagi.

Berpraktik di Klinik Terapi Anak Mandiri, Depok, Vera juga menceritakan satu kasus dimana ada anak yang bertanya langsung kenapa dirinya berbeda dengan orangtua dan adiknya.

Jadi, salah satu tanda yang mungkin terlihat adalah anak yang sering mempertanyakan identitas dirinya.

Tanda lainnya justru tidak tampak secara langsung, melainkan muncul dalam bentuk perilaku yang dikeluarkan anak adopsi itu sendiri.

"Misalnya, anak jadi lebih emosional, lebih cemas, lebih kurang percaya diri," sebut Vera.

"Ini dikarenakan perasaan bahwa dia (anak) benar-benar mengakar di keluarga tersebut agak kurang mantap, sehingga itu memengaruhinya di lingkungan sosial," terangnya.

Tips Mengatasi Anak Adopsi yang Mempertanyakan Identitas

Menurut Vera, untuk mencegah anak adopsi memiliki perasaan mempertanyakan identitasnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan.

Baca Juga: Mengenal Proses Adopsi Anak: Pengertian, Prinsip, Dasar Hukum dan Persyaratan yang Wajib Disiapkan

Diantaranya adalah sebagai berikut: 

1. Beritahu Identitas Adopsi kepada Anak

Tips pertama yang tak boleh orangtua lewatkan ketika mengadopsi anak adalah memberitahu identitas adopsi kepada anak beserta asal usulnya.

Untuk waktu yang tepat sebenarnya tidak ada momen khusus yang harus diciptakan.

"Tidak perlu ajak anak untuk duduk di satu ruangan, terus mama papa akan kasih tahu asal usulnya. Itu tidak harus," ujar Vera.

"Akan tetapi, anak tetap harus tahu tentang asal usulnya, seperti apa statusnya, dan lain-lain untuk menghilangkan perasaan identitas yang mungkin muncul pada anak di kemudian hari," katanya menegaskan.

Untuk pemberitahuan bisa dilakukan melalui proses conditioning (pembiasaan) sejak dini, Moms dan Dads.

"Dari sejak anak datang ke rumah dan hadir dalam keluarga, nah anak harus mulai dibiasakan dengan istilah adopsi itu sendiri dan bercerita tentang asal usulnya," jelas Vera.

Salah satu contoh tindakan yang mungkin bisa ditiru ketika mengadopsi anak adalah mendokumentasikan proses adopsi itu sendiri ke dalam sebuah album.

Sebagai informasi, conditioning melalui album ini dilakukan oleh salah satu klien Vera yang adalah orangtua adopsi.

Mulai dari awal perkenalan di panti hingga beradaptasi dengan menginap di rumah orangtua adopsinya, termasuk dikenalkan juga pengasuh-pengasuhnya.

"Jadi, ketika anak masih berusia 1-2 tahun, sudah ada ritual sebelum tidur untuk memperlihatkan kembali foto-foto di album tersebut.

Baca Juga: Mengenal Proses Adopsi Anak: Pengertian, Prinsip, Dasar Hukum dan Persyaratan yang Wajib Disiapkan

"Sehingga, anak terbiasa mendengar istilah adopsi secara positif dan tanpa dtutup-tutupi," kata Vera menyarankan.

Selain itu, dirinya menambahkan agar orangtua adopsi mengajak anak adopsi tersebut untuk mendoakan orangtua kandungnya walau tidak tahu siapa dan lahir di mana.

"Jadi, anak bisa tumbuh besar dengan perasaan yang positif terhadap status adopsinya," ujarnya.

2. Jangan Tutupi Status Adopsi Anak

Terakhir, Vera mengingatkan kembali bahwa adopsi bukanlah sesuatu yang harus ditutup-tutupi.

"Ditutupi-tutupi itu kan berarti sesuatu yang memalukan, dan kita tidak mau itu terpatri di anak-anak adopsi," katanya.

"Mama papa harus membangun konsep dimana adopsi merupakan suatu yang indah.

Meski bukan terlahir dari rahim, anak adopsi itu terlahir dari hati," katanya menegaskan.

Menurut Vera, itulah hal yang harus dicamkan ke anak adopsi sejak dini.

Ini bertujuan agar anak tidak memiliki masalah mengenai identitas adopsi dan asal usulnya.

Jika masih memiliki masalah selama mengasuh anak adopsi, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan psikolog terpercaya.

Semoga informasi di atas membantu ya, Moms dan Dads.

 

Baca Juga: Ingin Adopsi Anjing karena Rumah Sepi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu Supaya Perawatan Lancar