Intensitas Ibadah di Bulan Ramadan Meningkat, Lansia dengan Risiko Osteoporosis Mengeluh Kesakitan

By Shannon Leonette, Jumat, 5 April 2024 | 10:30 WIB
Selama bulan Ramadan, intensitas ibadah yang meningkat bagi kelompok lansia terasa sulit dijalani, khususnya mereka yang berisiko osteoporosis. (Pexels / Alena Darmel)

Nakita.id - Selama bulan Ramadan, intensitas ibadah disebut meningkat secara signifikan.

Apalagi, gerakan salat seperti sujud dan rukuk adalah gerakan yang paling sering dilakukan selama bulan suci Ramadan ini.

Bagi banyak lansia, gerakan seperti ini kerap menimbulkan rasa nyeri khususnya di bagian sendi dan otot lutut.

Hal ini juga dibuktikan dengan Statistik Penduduk Usia Lanjut 2022 dari BPS, dimana sekitar 42 persen mengalami keluhan kesehatan.

Termasuk diantaranya, menurunnya kepadatan tulang, otot, dan sendi.

"1 dari 10 penduduk Indonesia merupakan masyarakat usia lanjut, dan secara menyedihkan, 2 dari 5 lansia berisiko menderita osteoporosis," ungkap Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S. (K), FIPM (USG) dalam acara diskusi yang diadakan Anlene, Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), dan Dinkes Provinsi DKI Jakarta, Kamis (4/4/2024).

Salah satu faktor yang terjadi secara alamiah adalah penurunan usia.

Akan tetapi selain faktor tersebut, Ketua Umum PEROSI ini juga menekankan faktor penting lainnya yakni kurangnya asupan kalsium dan vitamin D juga sangat berkolerasi terhadap kesehatan tulang serta risiko osteoporosis ini.

Oleh karenanya, penting sekali bagi kelompok lansia untuk mengonsumsi makanan yang tinggi akan vitamin C dan D serta kalsium.

Ini bertujuan untuk menjaga tulang agar tetap kuat, sehingga terhindar dari nyeri yang disebabkan oleh pengeroposan.

Juga, untuk mencegah kondisi kronis saat menginjak lansia, seperti osteoporosis dan osteoarthritis.

Baca Juga: Osteoporosis Tak Hanya Dialami oleh Lansia, Ini Beberapa Rekomendasi Vitamin untuk Mencegahnya