Upaya Mitigasi terhadap Perubahan Iklim, Bab 8 IPA Kelas X SMA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi

By Ratnaningtyas Winahyu, Senin, 20 Mei 2024 | 12:30 WIB
Gambar 8.21 Restorasi Hutan Sumber: Andrea Borgarello/World Bank (2019) (Tangkapan layar Buku IPA kelas X SMA Kurikulum Merdeka edisi revisi)

Nakita.id – Bab 8 IPA kelas X SMA Kurikulum Merdeka masih kita bahas.

Seperti diketahui, materi yang dipelajari dalam bab 8 ini adalah mengenai perubahan iklim.

Pada artikel sebelumnya, kita sudah mempelajari berbagai penyebab utama perubahan iklim.

Kini, kita akan lanjut pada upaya mitigasi terhadap perubahan iklim.

Apa saja mitigasi yang bisa dilakukan? Berikut ini penjelasan selengkapnya.

E. Upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim

1. Upaya mitigasi

Menanggapi perubahan iklim, mitigasi adalah pendekatan untuk mengurangi dan menstabilkan tingkat gas rumah kaca yang memerangkap panas di atmosfer.

Upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan agenda Pembangunan Berkelanjutan PBB 2030 nomor 13 (UN, 2015).

Sebagai Pelajar Pancasila, siswa perlu mengembangkan elemen akhlak kepada alam.

Di sini siswa bisa berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Bagaimana caranya? Mari ikuti ulasan berikut.

a. Restorasi hutan

Menurut sumber https://climate.nasa.gov/news/2927/examining-the-viability-ofplanting-trees-to-help-mitigate-climate-change/, upaya menghutankan kembali 100 juta hektar lahan di Afrika hingga tahun 2030 sedang dilakukan oleh berbagai negara yang tergabung dalam African Forest Landscape Restoration Initiative (AFR100).

Baca Juga: Penimbunan Sampah Organik sebagai Penyebab Perubahan Iklim, Bab 7 IPA Kelas X SMA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi

Gambar 8.21 adalah salah satu upaya reboisasi global yang dapat memberikan dampak mitigasi iklim secara bertahap dan jangka panjang.

Dengan menanam, kita dapat memulihkan ekosistem sehingga keanekaragaman hayati terjaga, terutama di daerah tropis.

Tanaman menyerap karbon di atmosfer karena saat fotosintesis berlangsung, tanaman memerlukan gas karbon dioksida (CO2).

Jose (2009) menjelaskan bahwa pola menanam dengan banyak jenis tanaman akan meningkatkan serapan karbon di atmosfer lebih banyak ketimbang monokultur.

b. Mengurangi limbah plastik

Penggunaan plastik menjadi hal yang biasa dalam keseharian. Tentu ini menjadi ancaman bagi bumi.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2019), Indonesia menempati posisi kedua penyumbang sampah plastik terbesar di dunia pada angka 7,4 juta ton setiap tahun.

Indeks pengelolaan plastik (Plastic Management Index) yang dilakukan pada 25 negara menunjukkan Indonesia berada di bawah Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Apa yang bisa kalian lakukan untuk ikut mengurangi dampak perubahan iklim akibat menumpuknya sampah plastik?

Jika diolah, limbah plastik berpotensi menjadi peluang munculnya produk-produk ramah lingkungan. Potensi apa sajakah itu?

1) Potensi energi hijau

Tahukah kalian bahwa limbah plastik dapat diolah menjadi salah satu sumber energi nonfosil. Mengapa demikian?

Limbah plastik mengandung poliolein sehingga dapat diolah menjadi bahan bakar cair bensin dan diesel.

Baca Juga: Kegiatan Terkait Produksi dan Penggunaan Plastik, Bab 7 IPA Kelas X SMA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi

Dalam proses pembuatannya, limbah plastik direaksikan dengan kombinasi logam rutenium dan karbon sebagai katalis pada suhu yang lebih rendah dari 220oC (Liu et al., Science Advances, 2021).

Coba kalian ingat kembali lambang atom dari unsur rutenium dan unsur karbon yang sudah diulas pada Bab 4.

2) Potensi usaha pembuatan ecobrick

Menurut kalian apa itu ecobrick? Apa yang kalian lakukan dengan kemasan makanan/minuman yang kalian beli?

Apakah kemasan makanan dan minuman itu dimanfaatkan atau dibuang ke tempat sampah?

Nah, ecobrick memanfaatkan kemasan plastik makanan dan minuman, atau produk apa pun termasuk botol plastik, menjadi sebuah brick atau bata yang padat.

Salah satu pemanfaatan ecobrick adalah sebagai bahan pembuatan perabot hingga bahan bangunan.

Gambar 8.22 Rak Buku dan Pot Bunga dari Ecobrick Sumber: Elizabeth Tjahjadarmawan/Kemendikbudristek (2023)

3) Potensi bahan bangunan

Sampah plastik seperti botol plastik, kemasan produk mi instan, sabun cuci, kopi, dan makanan ringan dapat diolah menjadi batu bata, hollow block (batu bata berongga), dan roster (lubang angin pada dinding).

Produk dari sampah plastik ini diaplikasikan untuk jalanan, rumah, dan tempat parkir. Apa buktinya?

Di California, Amerika Serikat, perusahaan CalTrans mengaspal jalan yang diberi nama highway 162 menggunakan 100% sampah botol plastik.

Nah, itu dia penjelasan mengenai upaya mitigasi terhadap perubahan iklim, bab 8 IPA kelas X SMA Kurikulum Merdeka edisi revisi. Semoga bermanfaat! (*)

Baca Juga: Aktivitas Kendaraan Bermotor sebagai Salah Satu Penyebab Perubahan Iklim, Bab 7 IPA Kelas X SMA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi