Sebelum Berinvestasi Emas Fisik, Yuk Ketahui 7 Risikonya Dulu

By Shannon Leonette, Sabtu, 1 Juni 2024 | 15:00 WIB
Sebelum mulai berinvestasi emas fisik, yuk ketahui dulu beberapa risiko yang perlu dihadapi ketika berinvestasi. (Freepik.com/wirestock)

Nakita.id - Investasi emas fisik telah lama dianggap sebagai salah satu bentuk investasi yang aman dan stabil.

Alasannya adalah emas memiliki nilai lindung yang tinggi terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Meski emas memiliki banyak keunggulan, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh para investor.

Terlebih, jika berencana melakukan investasi emas fisik dalam waktu dekat ini.

Berikut beberapa risiko utama dalam investasi emas fisik yang harus diketahui.

Segera siapkan catatannya, ya!

Risiko Investasi Emas Fisik

1. Risiko Penyimpanan

Salah satu risiko terbesar dalam investasi emas fisik adalah risiko penyimpanan.

Emas adalah aset berharga yang rentan terhadap pencurian dan kehilangan, terlebih jika disimpan di rumah.

Alternatifnya adalah dengan menyimpannya di bank yang memiliki brankas atau perusahaan penyimpanan khusus.

Jangan lupa untuk menyiapkan biaya tambahannya, ya.

2. Biaya Penyimpanan dan Asuransi

Menyimpan emas di tempat yang aman memang tidak gratis.

Baca Juga: Disebut Aset Paling Aman, Apa Saja Kelemahan Investasi Emas?

Jika memilih untuk menyimpan emas di fasilitas penyimpanan yang dikelola oleh pihak ketiga, maka akan dikenakan biaya penyimpanan.

Selain itu, untuk melindungi investasi emas fisik dari risiko pencurian atau kerusakan, asuransi mungkin perlu dipertimbangkan.

3. Fluktuasi Harga

Meski emas sering dianggap sebagai aset yang stabil, harga emas tetap dipengaruhi oleh dinamika pasar global.

Fluktuasi harga emas dapat terjadi akibat berbagai faktor, termasuk perubahan kebijakan moneter, nilai tukar mata uang, dan kondisi geopolitik.

Sehingga, mau tidak mau, diperlukan kesiapan untuk menghadapi kemungkinan harga emas yang naik turun secara tajam.

4. Likuiditas Terbatas

Emas fisik tidak se-likuid aset-aset keuangan lainnya seperti saham atau obligasi.

Jika ingin menjual emas fisik, carilah dan temuilah dengan pembeli yang bersedia membeli emas pada harga yang sesuai.

Proses ini bisa memakan waktu dan kadang-kadang memerlukan biaya tambahan.

Selain itu, harga jual emas biasanya lebih rendah dibandingkan harga beli karena adanya biaya transaksi dan margin keuntungan penjual.

5. Risiko Pemalsuan

Risiko lain yang harus diwaspadai adalah risiko pemalsuan.

Emas palsu yang dijual sebagai emas asli bisa menipu investor yang kurang berpengalaman.

Baca Juga: Berapa Lama Menyimpan Emas Agar Untung, Tips Investasi untuk Pemula

Oleh karena itu, penting untuk membeli emas dari penjual atau dealer yang terpercaya dan memiliki reputasi baik.

Selain itu, penting juga untum memastikan keaslian emas melalui sertifikat atau uji keaslian.

6. Tidak Menghasilkan Pendapatan Pasif

Emas fisik tidak menghasilkan pendapatan pasif seperti bunga atau dividen.

Ini berarti bahwa keuntungan dari investasi emas fisik hanya berasal dari apresiasi harga emas itu sendiri.

Jika harga emas stagnan atau turun, maka tidak ada keuntungan apapun.

Berbeda dengan investasi lain seperti properti atau saham yang dapat memberikan aliran pendapatan reguler, emas fisik hanya menawarkan keuntungan dari kenaikan harga.

7. Biaya Transaksi Tinggi

Membeli dan menjual emas fisik biasanya melibatkan biaya transaksi yang cukup tinggi.

Biaya ini bisa berupa markup harga beli, biaya pengiriman, dan biaya pemurnian jika emas yang dibeli berbentuk perhiasan atau emas batangan yang tidak murni.

Biaya-biaya ini harus diperhitungkan dalam strategi investasi emas fisik, karena dapat mengurangi margin keuntungan yang diharapkan.

Itu tadi tujuh risiko investasi emas fisik yang perlu diketahui sebelum mulai berinvestasi.

Semoga informasi di atas bermanfaat! (*)

Baca Juga: Cara Investasi Emas Paling Cuan, Catat Tips dan Triknya Moms!