Perubahan Iklim Seperti Saat Ini Disebut Memicu Terjadinya Masalah Kehamilan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Selasa, 25 Juni 2024 | 15:30 WIB
Perubahan iklim dapat memicu masalah kesehatan (freepik / pch.vector)

Nakita.id - Belakangan ini, perubahan iklim di Indonesia dikabarkan memiliki pengaruh besar pada kesehatan secara umum.

Salah satunya berdampak pada ibu hamil dan kehamilan.

Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, perubahan iklim dapat memicu berbagai masalah kehamilan, salah satunya adalah kelahiran prematur

Hal itu disampaikan Hasto dalam acara "Peringatan HUT ke-73 Ikatan Bidan Indonesia" yang disiarkan di Jakarta, Senin (24/6/2024).

Hasto menjelaskan, menurut berbagai penelitian, pemanasan global dapat memengaruhi fisik, hingga akhirnya menyebabkan kelahiran prematur.

"Kemudian juga pengaruh terhadap intrauterine growth retardation (kondisi yang menyebabkan pertumbuhan janin terhambat)," kata Hasto, sebagaimana dilansir Antara. 

Kondisi tersebut membuat potensi berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayi juga meningkat. 

"Adanya banjir juga menimbulkan stres dan ini otomatis juga berpengaruh terhadap komplikasi-komplikasi kehamilan," katanya.

Preeklampsia, juga turut meningkat seiring dengan banyaknya pencemaran lingkungan.

Preeklampsia adalah masalah kehamilan di mana tekanan darah ibu hamil naik, yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan pada perempuan yang tekanan darahnya biasanya normal.

Baca Juga: Belum Sepenuhnya Pulih Bisa Jadi Penyebabnya, Ini 4 Masalah Kehamilan Setelah Persalinan yang Patut Diwaspadai

"Jadi ketika ada panas global, kemudian ada hal-hal baru, termasuk stres, maka kemudian permasalahan lama belum teratasi, hati-hati, menurunkan angka kematian ibu menuju 70 per 100.000 kelahiran hidup menjadi tantangan tersendiri," ucap Hasto.

Dia menjelaskan, saat ini, angka kematian ibu nasional adalah 189 per 100.000 penduduk, dan pada 2024 ditargetkan 183 per 100.000 penduduk.

Sedangkan pada 2030, ujarnya, targetnya adalah 70 per 100.000 penduduk.

Selain masalah kehamilan, perubahan iklim juga meningkatkan risiko kematian akibat panas serta kontaminasi sumber air dan udara.

Perubahan iklim juga menurunkan kualitas udara yang dapat meningkatkan masalah-masalah pernapasan dan kerawanan pangan.

Dia mencontohkan, masyarakat yang tinggal di tepi pantai juga rentan menghadapi ancaman perubahan iklim, termasuk dampaknya terhadap sanitasi.

"Nah, kalau ada panas global kemudian permukaan air laut naik, saya tidak bisa bayangkan. Betapa sanitasi kita, masyarakat yang tinggal di pantai, tepi-tepi pantai itu tambah berat," ujarnya.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BKKBN: Perubahan Iklim Picu Berbagai Masalah Kehamilan"

Baca Juga: Cuaca Selasa 25 Juni 2024, BMKG Sebut Hujan Lebat di Daerah Ini