Prasekolah dan Daycare Trehaus dari Singapura Kini Hadir di Jakarta Tawarkan Metode Holistik

By David Togatorop, Jumat, 28 Juni 2024 | 06:34 WIB
Suasana launching Trehaus di Jakarta (27/6). (Dok. Trehaus)

Nakita.id - Perkembangan anak mencakup peningkatan sikap, keterampilan motorik, dan pengetahuan.

Proses ini adalah peningkatan kemampuan yang bersifat kualitatif dan lebih kompleks, hasil dari pematangan yang ditandai dengan perubahan karakter dan kemampuan fungsional.

Contohnya, kecerdasan, perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa, kemampuan fisik-motorik, serta perkembangan sosial-emosional. Pemenuhan kebutuhan penting anak merupakan salah satu tujuan pendidikan anak usia dini. Kebutuhan ini penting untuk mempersiapkan anak mengikuti pendidikan selanjutnya dan untuk memastikan pertumbuhan serta perkembangan anak yang utuh dan optimal sesuai potensi dan kelompok umur mereka.

Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajaran usia dini di luar pendidikan adalah penyelenggaraan kelas yang mendukung.

Atas hal itu, Trehaus, perusahaan pendidikan global berbasis di Singapura, membuat metode pendidikan yang mendukung sepenuhnya pendidikan anak usia dini.

Sekolah ini berbasis di Singapura dan telah meresmikan prasekolah dan daycare premium pertamanya di Jakarta pada Kamis (27/6) lalu.

Terletak di Sentral Senayan I, prasekolah ini menerima anak-anak berusia 18 bulan hingga 6 tahun, untuk memenuhi kebutuhan orang tua modern di Indonesia yang mencari standar pendidikan holistik terbaik untuk anak-anak mereka.

Kurikulum Unik dan Holistik di Trehaus School Jakarta

Trehaus School di Jakarta menawarkan kurikulum terstruktur untuk pendidikan dini yang mendalam dan program extended day, mirip dengan daycare, yang mendukung penguasaan bahasa Inggris dan Mandarin, dengan Bahasa Indonesia terintegrasi dalam kurikulum.

"Kami mendirikan Trehaus untuk menciptakan generasi pembuat perubahan berikutnya anak-anak dengan pikiran, hati, dan kemampuan yang akan membuat mereka siap menghadapi masa depan," kata Dr Elaine Kim, CEO dan Co-Founder Trehaus dalam pembukaan Trehaus di Jakarta (27/6/2024).

Baca Juga: Moms dan Dads Wajib Baca, Ini Pentingnya Mengenalkan Literasi pada Anak Sejak Usia Dini

"Saya dan kedua pendiri Trehaus lainya adalah orang tua. Dan sebagai orang tua tentunya kami menginginkan yang terbaik untuk anak-anak kami," jelas Elaine yang memulai karir profesionalnya sebagai seorang dokter.

"Saya menyadari bahwa ada banyak yang harus dilakukan dan diperbaiki dalam hal pendidikan anak usia dini," kata Elaine.

Pedagogi Berbasis Proyek dan Bermain

Trehaus School Jakarta adalah prasekolah pertama di Jakarta yang menawarkan pendidikan anak usia dini berbasis proyek dan bermain yang dibangun dengan metode pedagogi Trehaus.

Didukung oleh platform EdTech mereka, Little Lab, sekolah ini memberdayakan guru untuk menyampaikan kurikulum terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak.

Layanan penitipan anak di Trehaus mendorong partisipasi orang tua dalam perjalanan belajar anak mereka, dengan rasio guru-anak yang rendah untuk memastikan lingkungan terbaik bagi pertumbuhan anak.

Elizabeth Wu, Co-Founder, COO, dan Director of Schools Trehaus, menyatakan, "Di Trehaus School Jakarta, kami memiliki fasilitas dalam dan luar ruangan untuk anak-anak belajar dan bermain."

Elizabeth Wu, Elaine Kim, Sabrina Tan para founder Trehaus.

Menurut Sabrina Tan, Co-Founder & Managing Partner Trehaus School Jakarta, Indonesia sangat istimewa sebagai lokasi ekspansi global pertama. Setelah berbagai penelitian dan diskusi dengan kelompok orang tua di Indonesia, TreHaus yakin akan bisa mencukupi kebutuhan pendidikan anak usia dini dengan pendekatan holistik.

Trehaus Method diterapkan menggunakan platform EdTech Little Lab. Platform ini memfasilitasi proses belajar berpusat pada murid dengan penilaian berbasis permainan untuk mengevaluasi kebutuhan setiap anak.

Metode ini meliputi: Play and Project-based, Building Character, Kindness and 21st century skills, not just academics; Objective measures of development and milestone tracking; Child-led, individualised + contextualised because every child is unique; develops the head, heart and hands; educators facilitate learning and learn too.

Baca Juga: Cara Mengajari Anak Membaca dan Menulis Cepat di Usia Balita