Humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Taslimah, mengonfirmasi bahwa Nisya hanya meminta pengadilan untuk mengabulkan permohonan cerainya dari Andika Rosadi.
Ini menandakan bahwa keputusan untuk berpisah mungkin lebih didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan ketenangan dan kebebasan, daripada pertikaian mengenai aset atau hak asuh anak.
Taslimah menjelaskan, "Gugatan isinya identitas para pihak, penggugat maupun tergugat. Penggugat juga mengajukan bahwa dia minta agar dikabulkan gugatannya untuk pisah, sudah itu aja."
Dengan tidak adanya permohonan hak asuh anak atau pembagian harta, proses hukum ini mungkin bisa berjalan lebih lancar dan cepat, tergantung pada respons dari pihak Andika Rosadi.
Proses hukum perceraian ini juga telah melalui beberapa tahapan penting.
Salah satunya adalah mediasi, yang merupakan bagian wajib dalam proses perceraian di Indonesia.
Tujuannya adalah untuk mencari kemungkinan perdamaian antara kedua belah pihak.
Namun, dalam kasus ini, upaya mediasi tersebut tidak membuahkan hasil, sehingga proses hukum terus berlanjut.
Sidang pertama dilaksanakan pada 30 Mei 2024, dan sejauh ini, sudah ada beberapa agenda sidang lainnya, termasuk jawaban dari pihak tergugat, replik, dan duplik.
Sidang berikutnya dijadwalkan pada 1 Agustus 2024, dengan agenda pembuktian.
Sidang ini akan menjadi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk menyampaikan bukti-bukti yang mendukung argumen masing-masing.