Melahirkan Normal Meski Mengalami Darah Kental

By Dini Felicitas, Jumat, 18 November 2016 | 08:15 WIB
Melahirkan Normal Meski Darah Kental (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Salah satu gangguan kesehatan yang kerap dialami ibu hamil adalah ACA (Anticardiolipin), yang merupakan kelainan pengentalan darah. Ibu hamil yang memiliki riwayat ginekologis buruk semisal keguguran berulang, janin mati, dan preeklampsia semasa kehamilan terdahulu, lebih berisiko terkena gangguan ini. Kelainan darah kental tidak menunjukkan gejala spesifik. Pada ibu hamil, gejalanya mirip dengan yang biasa dialami ibu hamil, seperti cepat lelah, mengantuk, sering pusing, dan sulit konsentrasi. Gejala-gejala tersebut akan terus berlangsung sepanjang kehamilan, berbeda dengan kehamilan biasa yang kembali normal setelah 4 bulan.

Jika kelainan pengentalan darah tidak ditangani, janin akan gugur pada masa embrio atau sebelum mencapai usia 8 minggu. Sebab, suplai darah Mama yang membawa nutrisi dan oksigen lewat plasenta tak lancar. Jikapun mampu bertahan, umumnya lahir prematur atau setidaknya BBLR (berat badan lahir rendah) akibat tak tercukupinya kebutuhan nutrisi dan oksigen. Bahkan, bayi bisa meninggal di kandungan atau begitu lahir.

Bagi Mama sendiri, kelainan darah kental bisa menimbulkan gangguan pembekuan darah di pembuluh darah arteri dan vena, hingga memicu beberapa keluhan mematikan seperti jantung, preeklampsia, dan stroke bila pembekuan darah terjadi di otak. Atau gangguan penglihatan mata yang bisa mengakibatkan kebutaan bila menyerang pembuluh-pembuluh darah di daerah mata.

Meskipun begitu, pada prinsipnya ibu hamil bisa melahirkan normal meski mengalami darah kental, selama kondisinya terjaga. Caranya:

* Kontrol rutin ke dokter untuk memantau kondisi kekentalan darah. Mama akan dirujuk ke dokter ahli lain seperti spesialis jantung bila ada gangguan jantung, atau jika ada keluhan mata dirujuk ke ahli mata untuk meminimalkan risiko kebutaan.

* Dari pemeriksaan laboratorium internis akan diketahui kadar kekentalan darah, sekaligus ditentukan terapi pengobatannya. Bila kadarnya masih dalam batas "aman", pengobatan cukup berupa tablet sejenis aspirin. Pada pemeriksaan berikutnya, internis akan menilai respons pengobatan berdasar hasil laboratorium terbaru.

* Pada kondisi parah, dokter akan memberikan suntikan heparin atau fraksiparin setiap hari. Karena harus dilakukan setiap hari, Mama harus bisa melakukannya sendiri atau setidaknya dilakukan oleh suami, dan disiplin jangan sampai terlewat. Suntikan ini relatif aman karena terbukti tak menembus barier plasenta, hingga tak ada kemungkinan terserap janin ataupun mengganggu pertumbuhannya.

* Mengonsumsi makanan yang tak mengandung pengawet dan penyedap, guna meminimalkan benda-benda asing yang masuk ke tubuh. Pastikan Mama banyak minum air putih, minimal 2 liter per hari.

* Istirahat cukup, minimal 8 jam per hari. Mama tetap bisa beraktivitas seperti biasa, namun jangan sampai kelelahan.

* Kurangi stres dengan cara olahraga ringan atau melakukan relaksasi.

Jika Mama menjaga kondisi seperti ini secara terakhir, bukan tak mungkin Mama melahirkan normal meski mengalami darah kental. (*)