Apa Itu MPox? Kepanjangannya Monkey Pox, Hati-hati Bisa Menular!

By Aullia Rachma Puteri, Rabu, 28 Agustus 2024 | 16:45 WIB
Apa Itu MPox? (Freepik)

Nakita.id - MPox, sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, adalah penyakit zoonotik, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Monkeypox, yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus, keluarga Poxviridae.

MPox menarik perhatian global karena kemunculannya di luar daerah endemik tradisional di Afrika dan peningkatan kasus pada manusia dalam beberapa dekade terakhir.

Artikel ini akan membahas apa itu MPox, gejalanya, cara penularannya, langkah-langkah pencegahan, serta perkembangan terkini terkait penyakit ini.

Apa Itu MPox?

MPox pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit yang mirip dengan cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian.

Oleh karena itu, penyakit ini dinamakan "monkeypox."

Namun, monyet bukanlah inang utama virus ini. Kasus pertama pada manusia ditemukan pada tahun 1970 di Republik

Demokratik Kongo, pada seorang anak yang tinggal di daerah di mana cacar telah diberantas.

Sejak itu, MPox telah dilaporkan di beberapa negara Afrika, terutama di daerah-daerah dengan hutan hujan tropis.

Virus MPox secara alami ditemukan pada hewan liar, termasuk berbagai spesies hewan pengerat dan primata.

Hewan-hewan ini dapat bertindak sebagai reservoir alami, dengan virus berpindah dari hewan ke manusia melalui kontak langsung atau melalui gigitan dan cakaran.

Baca Juga: Ini Perbedaan Ruam Penyakit Kulit dengan Ruam Cacar Monyet, Moms Wajib Tahu!

Gejala MPox

Gejala MPox pada manusia mirip dengan gejala cacar, meskipun biasanya lebih ringan.

Gejala awal biasanya muncul 7-14 hari setelah terpapar dan mencakup:

1. Demam: Salah satu gejala awal yang paling umum, sering kali disertai dengan rasa menggigil.

2. Sakit Kepala: Sakit kepala parah sering muncul pada tahap awal penyakit.

3. Nyeri Otot dan Kelemahan: Pasien sering mengalami myalgia (nyeri otot) dan perasaan lemah.

4. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Ini adalah gejala khas yang membedakan MPox dari cacar. Kelenjar getah bening yang bengkak biasanya terjadi di leher, ketiak, atau selangkangan.

5. Ruam: Setelah beberapa hari, ruam mulai muncul, biasanya dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang melalui beberapa tahap, dimulai dari bintik-bintik merah datar, yang kemudian menjadi papula, vesikula, pustula, dan akhirnya mengeras menjadi koreng yang akan rontok.

Ruam ini sangat mirip dengan ruam yang disebabkan oleh cacar, meskipun sering kali lebih ringan dan tidak sebanyak pada kasus cacar.

Cara Penularan MPox

Penularan MPox dapat terjadi melalui beberapa cara:

1. Kontak Langsung

Penularan utama dari hewan ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit atau mukosa dari hewan yang terinfeksi.

Pada manusia, penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit dari seseorang yang terinfeksi.

2. Kontak Tidak Langsung

Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan benda yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh atau lesi, seperti pakaian atau tempat tidur.

Baca Juga: Covid-19 Belum Selesai, Cacar Monyet Baru Muncul, Sudah Muncul Penyakit Baru Flu Tomat, Apa Itu?

3. Penularan Melalui Pernafasan

Meski jarang, penularan juga bisa terjadi melalui droplet pernapasan selama kontak tatap muka yang berkepanjangan.

4. Transmisi dari Ibu ke Anak

Penularan MPox dari ibu hamil ke janin melalui plasenta atau melalui kontak selama dan setelah persalinan juga telah dilaporkan.

Pencegahan MPox melibatkan beberapa pendekatan, terutama di daerah endemik atau pada situasi di mana penularan ke manusia mungkin terjadi.

Karena MPox dapat ditularkan dari hewan ke manusia, penting untuk menghindari kontak langsung dengan hewan liar, terutama di daerah yang diketahui terdapat MPox.

Hewan peliharaan yang mungkin terpapar virus juga harus dihindari.

Sering mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah kontak dengan hewan atau orang yang sakit, dapat membantu mencegah penyebaran virus.

Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk desinfeksi benda yang terkontaminasi, juga penting.

Bagi mereka yang merawat orang yang terinfeksi atau bekerja di lingkungan berisiko tinggi, penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, dan pakaian pelindung dapat mengurangi risiko penularan.

Vaksin cacar yang digunakan pada masa lalu diketahui memberikan perlindungan silang terhadap MPox.

Meskipun vaksinasi cacar sudah tidak lagi umum, dalam kasus tertentu, vaksinasi dapat dipertimbangkan untuk individu yang berisiko tinggi.

Mengurangi risiko penularan dari hewan ke manusia juga melibatkan pengendalian penyakit pada hewan yang dapat menjadi reservoir virus, seperti hewan pengerat di daerah endemik.

Baca Juga: Daftar Kelompok Orang yang Berisiko Terkena Cacar Monyet, Salah Satunya Ada Ibu Hamil

Saat ini, tidak ada pengobatan khusus yang terbukti efektif untuk MPox.

Pengobatan bersifat suportif, yang berarti bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. 

Beberapa antivirus, seperti tecovirimat, sedang diteliti untuk efektivitasnya dalam mengobati MPox.

Ini bisa termasuk pengelolaan demam, nyeri, dan dehidrasi melalui obat-obatan, cairan intravena, dan terapi lainnya.

Untuk mencegah penyebaran, pasien dengan MPox biasanya diisolasi hingga ruam dan gejala lainnya sembuh.

MPox telah menjadi perhatian global karena beberapa wabah di luar Afrika, terutama di Eropa dan Amerika Utara.

Ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penyebaran yang lebih luas.

WHO dan otoritas kesehatan lainnya memantau situasi ini secara ketat dan bekerja untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Pada tahun 2022, WHO menyarankan perubahan nama dari monkeypox menjadi MPox untuk mengurangi stigma dan kesalahpahaman yang mungkin timbul akibat penggunaan nama lama.

Perubahan ini mencerminkan komitmen untuk merespons penyakit dengan cara yang lebih sensitif dan tidak menimbulkan stigma.

MPox adalah penyakit zoonotik yang, meskipun masih jarang terjadi, dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius pada manusia.

Baca Juga: Gejala Cacar Monyet Salah Satunya Alami Demam, Berikut Tanda Lainnya yang Juga Harus Diwaspadai  

Dengan memahami cara penularan, gejala, dan langkah-langkah pencegahan, kita dapat lebih siap untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit ini.

Pengawasan terus menerus dan penelitian lebih lanjut sangat penting untuk mengendalikan penyebaran MPox dan melindungi kesehatan masyarakat secara global.

Baca Juga: Ada Suspek Cacar Monyet Muncul di Jawa Tengah! Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan Saat Tertular Cacar Monyet