Tidak Semua Dapat Vaksin Mpox Gratis, Berapa Harga Vaksin Mpox?

By Aullia Rachma Puteri, Jumat, 30 Agustus 2024 | 15:45 WIB
Berapa Harga Vaksin Mpox? (Freepik)

Nakita.id - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah mengumumkan rencana untuk memberikan vaksinasi Mpox, atau yang dikenal sebagai cacar monyet, secara gratis kepada kelompok berisiko tinggi.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Mpox di Indonesia dan meminimalkan dampak penyakit ini, terutama bagi mereka yang paling rentan terhadap infeksi.

Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI, dr. Prima Yosephine, tujuan utama dari vaksinasi Mpox adalah untuk mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit pada individu yang berisiko tinggi.

Mpox, yang disebabkan oleh virus monkeypox, dapat menimbulkan gejala mulai dari yang ringan hingga yang parah, termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, ruam kulit, hingga komplikasi serius.

Vaksinasi ini diharapkan dapat memberikan perlindungan tambahan kepada individu yang telah terpapar virus, serta mengurangi risiko penularan lebih lanjut dalam komunitas.

"Imunisasi Mpox ini bersifat pencegahan," jelas dr. Prima dalam keterangan resminya. "Sedangkan bagi pasien yang sudah terinfeksi, akan diberikan pengobatan yang sesuai."

Siapa Penerima Vaksin Mpox Gratis?

Kementerian Kesehatan menetapkan beberapa kriteria untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima vaksin Mpox secara gratis.

Kelompok-kelompok ini dipilih berdasarkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menekankan pentingnya melindungi individu yang paling berisiko.

Berikut adalah kriteria utama penerima vaksin Mpox gratis di Indonesia:

1. Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL)

Kelompok ini termasuk dalam populasi yang paling berisiko karena berbagai faktor, termasuk pola kontak seksual yang dapat meningkatkan risiko penularan virus.

2. Gay, biseksual, dan pria yang berhubungan seks dengan pria lainnya (GBMSM)

Sama seperti kelompok LSL, pria dalam kategori ini juga masuk dalam kelompok risiko tinggi berdasarkan data epidemiologi yang menunjukkan tingkat penularan yang lebih tinggi di antara mereka.

Baca Juga: Cara Isi Formulir Aplikasi SATU SEHAT Setelah dari Luar Negeri