Mesin cuci yang tidak pernah benar-benar kering setelah digunakan menjadi tempat yang ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme ini.
Biasanya, pintu mesin cuci yang tertutup setelah digunakan menyebabkan kelembapan terperangkap di dalam, menciptakan lingkungan yang sempurna bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
Kelembapan yang terperangkap ini juga bisa menyerap bau dari lingkungan sekitar dan menciptakan aroma yang tidak sedap.
Akibatnya, meskipun deterjen yang digunakan memiliki aroma yang harum, pakaian yang dicuci tetap akan berbau apek jika mesin cuci tidak kering sepenuhnya.
3. Siklus Pencucian yang Tidak Efektif
Pengaturan siklus pencucian yang kurang efektif juga bisa menjadi penyebab pakaian berbau apek.
Siklus pencucian yang terlalu pendek atau penggunaan air yang tidak cukup banyak bisa membuat deterjen tidak sepenuhnya larut dan membilas dengan sempurna.
Hal ini akan meninggalkan sisa deterjen dan kotoran di pakaian maupun di dalam mesin cuci.
Selain itu, suhu air yang terlalu rendah juga dapat menghambat efektivitas pencucian.
Pencucian dengan air dingin memang hemat energi, namun tidak selalu efektif untuk menghilangkan minyak, kotoran, dan bau dari pakaian.
Air hangat atau panas lebih baik dalam melarutkan deterjen dan membunuh bakteri yang bisa menyebabkan bau apek.
4. Pakaian Terlalu Lama di Dalam Mesin
Kesalahan lain yang sering dilakukan adalah membiarkan pakaian terlalu lama di dalam mesin cuci setelah siklus pencucian selesai.
Baca Juga: Bisakah Mesin Cuci Menghilangkan Noda Darah? Lihat Jenis Kainnya Dulu